Soloraya
Sabtu, 4 Oktober 2014 - 09:00 WIB

IDULADHA 2014 : Transaksi Sapi di Bekonang Sepi, Target Belantik Meleset

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas jual-beli di Pasar Sapi Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (8/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Prediksi para pedagang di Pasar Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo tentang puncak penjulan sapi kurban tampaknya meleset. Hingga Kliwon terakhir menjelang Iduladha 2014, transaksi jual beli sapi di pasar berusia lebih setengah abad itu tak kunjung meningkat.

“Pasokan sapi melimpah-limpah, namun permintaan sedikit,” ujar mantri Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban, Ngadiman, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (3/10/2014).

Advertisement

Sebelumnya, diprediksi bahwa transaksi jual beli sapi kurban di pasar hewan yang digelar setiap pasaran Kliwon itu terjadi Minggu (28/9/2014) dan Jumat (3/10/2014). Nyatanya, pada kedua hari tersebut, tak terjadi lonjakan permintaan sapi.

“Kebanyakan pembeli sapi kurban membeli langsung ke petani. Mereka mungkin menginginkan sapi yang tahu betul pemeliharanya. Sehingga, mereka bisa menitipkan sapi kepada pemeliharanya sebelum tiba Hari Raya Kurban,” ujar Ngadiman.

Advertisement

“Kebanyakan pembeli sapi kurban membeli langsung ke petani. Mereka mungkin menginginkan sapi yang tahu betul pemeliharanya. Sehingga, mereka bisa menitipkan sapi kepada pemeliharanya sebelum tiba Hari Raya Kurban,” ujar Ngadiman.

Ngadiman menjelaskan, pada hari-hari biasa, pasokan sapi di Pasar Bekonang mencapai 400-an ekor. Namun, menjelang Iduladha 2014 meningkat menjadi 600-an ekor.

Kecilnya permintaan sapi di pasar hewan kali ini, kata Ngadiman, jelas sangat merugikan bagi para belantik. Pasalnya, mereka membeli sapi di peternak langsung dengan harga pasaran, namun faktanya sapi tak mampu terserap pembeli.

Advertisement

Pada musim Lebaran Haji kali ini, petani sapi-lah yang meraup untung. Sebab, kebanyakan mereka menjual sapi dengan harga tinggi kepada pembeli yang kebanyakan adalah orang awam. Selain itu, para pembeli juga ingin mencari gampangnya dalam hal pemeliharaannya.

“Ada juga yang ingin tahu kondisi atau asal usul sapi terkait pemeliharaannya. Mereka ada yang ragu jika membeli sapi tapi tak tahu asal muasalnya. Soalnya, sapi untuk ibadah kurban,” tambah Ngadiman.

Saat ini, harga sapi standar masih berkisar Rp16 juta-Rp18 juta. Kondisi penjualan sapi yang lesu, diprediksi akan membuat harga sapi kembali anjlok. “Selain itu, faktor sapi impor juga tak bisa disepelekan. Sapi-sapi dari Australia dengan kualitas bagus harganya murah. Ini tantangan,” paparnya.

Advertisement

Salah seorang belantik sapi Pasar Bekonang, Haji Madyo, mengatakan rendahnya  penjualan sapi di saat Lebaran Haji telah membuat pasokan sapi di Bekonang melimpah. Hal ini perlahan akan membuat harga sapi menurun dan para blantiklah yang akan menanggung kerugian itu.

“Risiko belantik ya begini. Harus berani rugi,” paparnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif