Soloraya
Jumat, 3 Oktober 2014 - 16:30 WIB

KEKERINGAN SOLORAYA : Desa Bupati Klaten Dilanda Kekeringan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Soloraya (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sekitar 2.500 warga Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Klaten, mengalami kesulitan air bersih sebulan terakhir. Warga desa tempat kelahiran Bupati Klaten, Sunarna, ini bahkan harus membeli air hingga Rp150.000 per tangki. Padahal, tahun lalu desa yang berseberangan dengan Kabupaten Gunungkidul ini tidak mengalami kekeringan.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (3/10/2014), kekeringan di Jambakan tersebar di empat dukuh yakni Jaten, Jambakan, Doyo dan Geneng. Mayoritas sumur warga tak mampu menghasilkan air secara maksimal pada musim kemarau kali ini. Menurut Kepala Desa (Kades) Jambakan, Joko Hartono, kemarau berkepanjangan tahun ini cukup membikin pusing mayoritas warga Desa Jambakan.

Advertisement

Dari 3.600 warga desa, sekitar 2.500 warga di antaranya mengalami kesulitan air bersih. “Karena sumur mengering, sejumlah warga mulai membeli air PDAM seharga Rp150.000 per tangki. Saya sendiri sudah beli dua kali,” ujarnya saat ditemui wartawan di desa setempat.

Joko mengatakan bencana kekeringan terakhir dialami desanya pada 2008 atau pascaperistiwa gempa bumi. Saat itu, hampir tiap hari warga harus mengantre di sumur umum dengan membawa ember atau jeriken. Namun, kondisi tersebut berangsur membaik setelah warga memiliki sumur pribadi. “Tahun lalu air juga masih lancar karena hujan mengguyur hampir sepanjang tahun. Setelah 2008 ya baru kali ini kami kesulitan air lagi,” ucap Kades.

Selain membeli dari PDAM, Joko menyebut kesulitan air bersih selama ini diatasi dengan pemberian air antartetangga. Pihaknya mengaku baru beberapa hari ini meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyalurkan air di wilayahnya. “Sebenarnya kalau dibilang kurang (air) ya kurang, tapi kami pekewuh meminta karena daerah lain seperti Kemalang lebih membutuhkan,” kata dia.

Advertisement

Siang itu, mobil tangki BPBD menyalurkan air sebanyak 15.000 liter yang ditampung dalam sumur umum. Kegiatan dropping air mulai digencarkan sejak Rabu (1/10) dengan total pasokan air sebanyak 50.000 liter. Menurut Kepala Pelaksana BPBD, Sri Winoto, penyaluran air merupakan respons atas informasi perangkat setempat yang mengeluhkan kekurangan air bersih.

“Laporannya juga baru-baru saja, sehingga kemarin kami fokus ke Kemalang dan beberapa daerah langganan kekeringan lain. Kami minta warga maupun perangkat setempat tak ragu melaporkan jika wilayahnya dilanda kekeringan,” ujarnya. Sri menambahkan dropping bakal terus dilakukan sesuai kebutuhan warga setempat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif