Solopos.com, SOLO — Festival Laweyan 2014 yang digelar di Kampoeng Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah sejak 25 September 2014 lalu hingga Kamis (2/10/2014) tak mencapai hasil optimal sesuai harapan. Diskon 25% yang dijanjikan seluruh outlet di Kampoeng Batik Laweyan belum maksimal menarik minat konsumen selama delapan hari pelaksanaan festival.
Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alpha Febela Priyatmono, mengakui acara tersebut belum berjalan sesuai harapan. Dia menuding mepetnya persiapan sebagai penyebab. Terbatasnya waktu persiapan itu, menurut dia membuat sosialisasi kepada masyarakat dan juga wisatawan yang berkunjung ke Solo tak maksimal.
Festival yang spontan dan dilakukan secara swadaya pengusaha batik tersebut diadakan untuk memperingati sepuluh tahun pencanangan Kampoeng Batik Laweyan. Dia mengatakan tidak hanya memberikan diskon, pada acara tersebut juga memamerkan batik kuno dan ada edukasi batik.
Selain itu, ada juga workshop gratis kepada pengunjung dan festival ditutup dengan fashion show pakaian yang menggunakan bahan dasar kain tulis. “Ke depan kami berencana menjadikan acara ini sebagai agenda rutin. Saat ini, kami sudah melaporkan kegiatan ini kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata [Disbudpar] Solo dan kami berharap bisa dimasukkan dalam calendar of event Solo,” ungkap Alpha, Kamis (2/10/2014).
Tambah Kegiatan
Pihaknya berencana melakukan pengembangan dan perbaikan pelaksanaan festival. Alpha menuturkan program diskon akan tetap dilakukan dan ditambah dengan berbagai kegiatan yang lebih menarik banyak pengunjung.
Desainer Batik Putra Laweyan, Robing Adi Irawan, mengakui September biasanya low season untuk penjualan batik di Laweyan. Namun dengan adanya festival tersebut cukup mampu meningkatkan penjualan meski tidak secara signifikan.
Hal yang sama juga diungkapkan karyawan Batik Mahkota Laweyan, Ade Irma. Menurut dia, hanya sedikit masyarakat Solo dan sekitarnya serta wisatawan yang mengetahui program diskon tersebut. Oleh karena itu, penambahan penjualan juga tidak banyak.
“Hampir semua pelanggan yang datang, tidak tahu kalau ada diskon. Penambahan penjualan biasanya hanya karena setelah tahu ada diskon, pengunjung menambah jumlah produk yang dibeli. Tapi itu [penambahan jumlah barang yang dibeli] juga tidak banyak,” kata dia.