News
Kamis, 2 Oktober 2014 - 09:15 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: : Toko Emas di Klaten Dibobol, Kebakaran Gumpang hingga PNS Ditarik Iuran Rp50.000

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 2 Oktober 2014

Solopos.com, SOLO – Kawanan pencuri membobol Toko Emas Gareng yang terletak di jalan raya Pakis-Babadan, Desa Teloyo, Wonosari, Klaten. Perhiasan emas seberat 100 gram dan uang tunai Rp5 juta digasak setelah pencuri menjebol tembok toko.

Kabar ini jadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (2/10/2014). Berita lain, Polisi terus memeriksa saksi-saksi peristiwa kebakaran enam kios di Jl. Slamet Riyadi, Gumpang, Kartasura, Selasa (30/9/2014) dini hari lalu.

Advertisement

Simak rangkuman beritanya, berikut;

GERAKAN BIRR: PNS Ditarik Iuran Rp50.000

Pelaksanaan gerakan penanaman pohon bertajuk Boyolali Ijo Royo-Royo (BIRR) dinilai tidak transparan dan diwarnai dugaan pungutan liar (pungli) terhadap para pegawai negeri sipil (PNS) di Boyolali.

Advertisement

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kebijakan membebani PNS dengan pungutan senilai Rp50.000, yang dinilai sebagai pungutan liar. Hal ini diungkapkan salah seorang guru di Kecamatan Cepogo yang enggan disebutkan namanya. Dia menilai gerakan BIRR tidak transparan. Ia juga mengaku pernah dimintai uang senilai Rp50.000 melalui sekolah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dengan dalih untuk menyukseskan gerakan penanaman pohon tersebut.

Imbauan untuk mengumpulkan uang tersebut berasal dari surat edaran bupati dan pesan singkat (SMS). “Di surat tidak disebutkan nominalnya. Namun, setelah itu kami para PNS, terutama guru penerima sertifikasi, menerima SMS lanjutan dengan informasi sama, yakni ada imbauan untuk membayar Rp50.000. Saya merasa aneh saja dengan gerakan atau kegiatan itu,” kata sumber Espos tersebut, Rabu (1/10)

PAMERAN KOMPUTER: Peserta Pameran Terpaksa Putar Otak Genjot Penjualan

Pengunjung silih berganti menyambangi 41 stan yang memeriahkan pameran komputer di lantai I dan II Solo Computer Center (SCC) di kompleks Solo Center Point (SCP) Purwosari, Rabu (1/10). Mereka biasanya bertanyatanya ke penjaga stan, melihat barang, lantas bertransaksi. Namun ada pula yang sekadar berjalan-jalan sembari mengambil brosur yang disediakan gratis.

Advertisement

Stan-stan di pameran ini menawarkan notebook, smartphone, komputer tablet, printer, aksesori, dan lain-lain. “Saya memang mau membeli smartphone di pameran. Saya beli Smartfren C2 New Rp700.000. Harganya lebih murah [dibanding di luar pameran]. Saya sudah mengantongi informasi saat akan membeli. Jadi sudah merencanakan mau beli apa. Pertimbangan utama adalah harga,” kata warga Karanganyar, Agus Purnama, saat ditemui Espos seusai bertransaksi di salah satu stan, Rabu.

(Baca Juga: Harga Notebook dan Laptop Rp3 Juta-Rp10 Juta, Apkomindo Tawarkan Diskon Menarik, Aksesori Komputer Ramai Diburu)

PERISTIWA KEBAKARAN: Polisi: Kios Terbakar karena Korsleting

Polisi terus memeriksa saksi-saksi peristiwa kebakaran enam kios di Jl. Slamet Riyadi, Gumpang, Kartasura, Selasa (30/9) dini hari lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, polisi menduga penyebab kebakaran kios di utara pabrik Tyfountex [bukan selatan sebagaimana diberitakan sebelumnya] karena hubungan pendek arus listrik atau korsleting.

Advertisement

Kanitreskrim Polsek Kartasura, Ipda Tugiyo, mewakili Kasatreskrim Polres Sukoharjo, Iptu Fran Delanta Kembaren, mengatakan sejumlah saksi di antaranya perangkat Desa Pabelan, Kartasura, mengatakan kios-kios tersebut tak berizin. Besar kemungkinan kios-kios itu memakai listrik ilegal dengan cara mengaitkan pada tiang listrik di tepi jalan.

“Kalau kios itu berizin, tentunya pihak [pemerintah] desa memfasilitasi listriknya,” ujar Tugiyo saat ditemui Espos di ruang penyidik Polsek Kartasura, Rabu (1/10). Tugiyo juga menjelaskan soal tempat kejadian perkara (TKP) yang tak dipasangi police line. Menurut dia, hal itu karena TKP sudah rata dengan tanah dan tidak ada yang tersisa.

“Kiosnya sudah habis semua, jadi enggak kami pasangi police line,” kata dia. Kadus 4 Pabelan, Kartasura, Kadiman, mengatakan kios-kios tersebut selama beberapa tahun ini berdiri tanpa pernah izin kepada pemerintah desa.

Dia menegaskan pemerintah desa tak bertanggung jawab atas musibah itu. “Bukanya pagi hari, tapi tutupnya seenaknya sendiri,” kata Kadiman saat ditemui Espos di ruang penyidik Mapolsek Kartasura, Rabu.

Advertisement

Kadiman menduga pemilik kios memanfaatkan listrik jalan raya untuk aktivitas keseharian mereka. “Jadi, kalau terjadi kebakaran saya kira sangat wajar. Mungkin karena korsleting,” kata dia.

AKSI PENCURIAN: Toko Emas Dibobol, Puluhan Juta Raib

Kawanan pencuri membobol Toko Emas Gareng yang terletak di jalan raya Pakis-Babadan, Desa Teloyo, Wonosari, Klaten. Perhiasan emas seberat 100 gram dan uang tunai Rp5 juta digasak setelah pencuri menjebol tembok toko.

Informasi yang dihimpun Espos, Rabu (1/10), aksi pencurian diketahui setelah Joko Sumarno, seorang karyawan toko emas, membuka toko pada Rabu pukul 07.50 WIB. Joko kaget setelah melihat kondisi laci dan etalase toko emas yang berantakan.

Ia segera mengecek laci kasir tempat perhiasan dan sejumlah uang disimpan. Apes, perhiasan emas seberat 100 gram dengan nominal puluhan juta rupiah amblas. Uang tunai sebesar Rp5 juta yang tersimpan di kasir raib tak bersisa. Ia segera memberi tahu sang majikan, Vivi Mariana, 32, agar kejadian tersebut ditelusuri kepolisian.

Vivi saat ditemui wartawan di toko emas setempat mengatakan pencuri beraksi setelah menjebol tembok belakang toko. Para pelaku merusak tembok hingga muncul lubang berdiameter sekitar 60 sentimeter. Setelah itu pencuri menggergaji engsel pintu yang menjadi akses menuju etalase toko.

Advertisement

Sebelum melewati tembok belakang, kawanan pencuri melompati dinding pembatas setinggi 5 meter. Kawat berduri yang ada di atas dinding pun dipotong untuk memudahkan aksi pencurian. “Pencuri kemungkinan beraksi kemarin [Selasa, 30/9] atau Rabu dini hari. Tiap Selasa kan toko emas kami libur, tidak ada penjaga. Jadi mereka bisa leluasa melancarkan aksinya,” ujar Vivi yang didampingi ayahnya, Budi Santosa, 62.

(Baca Juga: Dilindungi Kawat Berduri dan Tembok 5 Meter, Toko Emas di Klaten Dibobol)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif