Jateng
Kamis, 2 Oktober 2014 - 16:50 WIB

PENURUNAN HARGA KOMODITAS : Jelang Iduladha, Angka Deflasi di Purwokerto Capai 0,24%

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Kanalsemarang.com, BANYUMAS- Angka deflasi Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada September 2014 mencapai 0,24% karena cukup banyak komoditas pangan mengalami penurunan harga, kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Fadhil Nugroho.

Advertisement

“Angka tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,43% dan berada di bawah inflasi nasional sebesar 0,27% (month to month/mtm),” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (2/10/2014).

Secara kumulatif, kata dia, laju inflasi Purwokerto hingga September 2014 sebesar 3,11% (year to date /ytd), sedangkan secara tahunan sebesar 4,12% (year on year/yoy).

Menurut dia, rendahnya pencapaian inflasi di Purwokerto pada September didorong oleh cukup banyaknya komoditas pangan yang mengalami penurunan harga yang cukup tajam, terutama buncis, sawi hijau, pir, bawang merah, labu siam atau jipang, daun bawang, kacang panjang, dan ikan keranjang.

Advertisement

“Dilihat dari sumbangannya, kontributor utama rendahnya pencapaian inflasi Purwokerto bulan September adalah bawang merah yang sebesar minus 0,1%, buncis minus 0,07%, beras minus 0,06%, kacang panjang minus 0,03%, dan ikan keranjang minus 0,02%,” katanya.

Ia mengatakan September 2014 merupakan periode dimana tidak terdapat aktivitas yang dapat mendorong peningkatan permintaan, seperti pesta perkawinan ataupun hari besar dan libur panjang.

Dengan demikian, kata dia, permintaan terhadap komoditas pangan cenderung rendah.

Advertisement

Dia mengatakan ketersediaan komoditas dari jenis sayur-sayuran relatif melimpah.

“Adanya momentum Idul Adha yang jatuh di awal bulan Oktober memang sempat mendorong terjadinya kenaikan harga beberapa komoditas di akhir bulan September. Kendati demikian tetap tidak mampu mendongkrak kenaikan harga umum mengingat jumlah komoditas yang mengalami penurunan harga juga cukup banyak,” katanya.

Dia mengatakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto memperkirakan terjadi inflasi pada Oktober, namun dengan kisaran yang rendah, yakni sekitar 0,05%.

Menurut dia, hal itu karena pada telah dilewatinya momentum Iduladha yang terjadi pada awal Oktober sehingga harga-harga sudah kembali normal pada akhir bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif