Umum
Kamis, 2 Oktober 2014 - 11:05 WIB

PEMILIHAN PIMPINAN DPR : Walk Out Koalisi PDIP Tak Pengaruhi Keabsahan Putusan Sidang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota DPR dari Fraksi PDIP memprotes pimpinan sidang sementara Popong Otje Djundjunan (kiri) dan Mudaffar Sjah (kedua kiri) dalam Sidang Paripurna II DPR untuk pemilihan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014). PDI Perjuangan meminta sidang dihentikan dan dilanjutkan pada Kamis (2/10/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Solopos.com, JAKARTA — Aksi walkout (WO) partai politik anggota Koalisi Indonesia Hebat yaitu PDIP, PKB, Nasdem, dan Hanura, dalam pemilihan pimpinan DPR pada Kamis dinihari (2/10/2014), tidak mempengaruhi keabsahan keputusan yang dihasilkan sidang paripurna DPR. Baca: Kunci Kekalahan Keempat Jokowi-JK.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasir Djamil, mengatakan sidang paripurna penetapan paket pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang diketuai oleh Setya Novanto sudah sesuai dengan Undang-Undang MPR/DPR/DPD/DPRD (MD3).

Advertisement

Mendampingi Setya Novanto sebagai wakil ketua masing-masing Fadli Zon (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Agus Hermanto (Demokrat), Taufik Kurniawan (PAN). Selain itu, proses pemilihan telah mematuhi tata tertib pemilihan yang menjadi landasannya.

“Tidak ada aturan yang dilanggar,” ujar Nasir dalam satu perbincangan dengan sebuah stasiun televisi, Kamis pagi.

Dia menjelaskan sidang paripurna semalam bukanlah soal menang dan kalah namun sebuah proses demokrasi yang harus saling menghargai. Menurutnya, proses lobi yang dilakukan dalam rangkaian sidang paripurna merupakan cara untuk mengerucutkan pandangan selain memutuskan pilihan fraksi.

Advertisement

Melalui lobi itu, akan dicapai musyawarah untuk mufakat meski kemudian bisa saja berakhir dengan langkah WO yang dilakukan empat fraksi (Fraksi-PDI, F-PKB, F-Nasdem, F-Hanura).

Sejak awal Koalisi Merah Putih yaitu Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP, PKS, lebih siap untuk mengajukan paket pimpinan DPR. Sebaliknya, Koalisi Indonesia hebat yang hanya didukung oleh empat partai tidak siap karena paket pimpinan diisi oleh lima pimpinan dari partai yang berbeda.

Namun sebenarnya Koalisi Indonesia Hebat pendukung Jokowi-JK berpeluang membendung koalisi pendukung Prabowo saat Partai Demokrat dan PAN nyaris merapat. Kunci kekalahan Koalisi Indonesia Hebat adalah gagalnya pertemuan dua top deal maker, yaitu SBY dan Megawati. Demokrat besutan SBY akhirnya menerima pinangan Koalisi Merah Putih dan mendapatkan kursi di jajaran pimpinan DPR.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif