News
Kamis, 2 Oktober 2014 - 03:33 WIB

PEMILIHAN PIMPINAN DPR : Tak Mampu Ajukan Paket Calon Pimpinan DPR, Koalisi Indonesia Hebat Walk Out

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota DPR dari Fraksi PDIP memprotes pimpinan sidang sementara Popong Otje Djundjunan (kiri) dan Mudaffar Sjah (kedua kiri) dalam Sidang Paripurna II DPR untuk pemilihan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014). PDI Perjuangan meminta sidang dihentikan dan dilanjutkan pada Kamis (2/10/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Solopos.com, JAKARTA — Kubu Koalisi Indonesia Hebat yang dimotori para anggota DPR dari PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) gagal mengajukan paket calon pimpinan DPR. Setelah mencoba mengajukan usulan penundaan sidang hingga pukul 10.00 WIB dan ditolak mayoritas anggota Dewan, keempat fraksi secara berturut-turut memilih keluar dari arena persidangan.

Kegagalan Koalisi Indonesia Bersatu itu dipicu tata tertib persidangan yang mensyaratkan paket calon pimpinan diajukan lima fraksi. Kendati pimpinan sementara DPR, Popong Otje Djundjunan dan Ade Rezki Pratama, telah memberlakukan skors persidangan untuk melakukan lobi politik menjelang pengajuan calon pimpinan DPR oleh tiap-tiap fraksi, nyatanya para politikus PDIP gagal melengkapi lima fraksi sesuai syarat tersebut.

Advertisement

Seperti diberitakan Solopos.com, skors persidangan itu diberlakukan Popong setelah sidang dianggap tidak kondusif akibat suasana ricuh yang dilakukan para anggota DPR yang didominasi politikus PDIP. Mereka mengepung meja pimpinan di ruang Nusantara, kompleks perkantoran parlemen, kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2014) dini hari itu.

Popong tetap tegas kendati berkali-kali mendapatkan tekanan dari para legislator dari PDIP tersebut. Padahal para politikus PDIP itu, sebagaimana terpantau Solopos.com dari siaran langsung dua stasiun televisi swasta, Metro TV dan TV One, meneriakkan kalimat memojokkan karena menganggap aspirasinya tidak diakomodasi perepuan berusia 76 tahun itu.

Advertisement

Popong tetap tegas kendati berkali-kali mendapatkan tekanan dari para legislator dari PDIP tersebut. Padahal para politikus PDIP itu, sebagaimana terpantau Solopos.com dari siaran langsung dua stasiun televisi swasta, Metro TV dan TV One, meneriakkan kalimat memojokkan karena menganggap aspirasinya tidak diakomodasi perepuan berusia 76 tahun itu.

“Mengapa tidak disampaikan dalam lobi tadi?” balas Popong kala dituduh tidak mengakomodasi interupsi personel Koalisi Indonesia Hebat yang mengotot menunda sidang.

Ulur Waktu
Kubu Koalisi Indonesia dalam sidang paripurna Kamis dini hari itu juga sempat mencoba mengulur jalannya sidang dengan menuduh Popong belum menutup rapat konsultasi sebelum akhirnya membuka kembali sidang paripurna dengan agenda pengajuan paket calon pimpinan DPR. Nyatanya, sejumlah anggora DPR yang mengklaim lebih dekat posisinya dengan Popong tegas membantah dengan memberikan kesaksian bahwa Popong telah tiga kali mengetuk palu sebagai tanda ditutupnya rapat konsultasi yang dipersoalkan PDIP.

Advertisement

Sadar upaya mengulur waktu gagal, personel Koalisi Indonesia Hebat mulai melempatkan tuduhan kepada Popong bahwa anggota tertua DPR yang mengemban tugas sebagai pimpinan sementara sidang DPR tak mengakomodasi aspirasi mereka. Atas tuduhan itu, sejumlah anggota kubu tersebut bahkan ada yang meneriakkan keinginan mereka agar pimpinan sementara diganti. Nyatanya, suara mereka tetap minoritas karena di sisi lain lebih banyak anggota DPR yang berteriak, “Lanjut!”

Pada kenyataannya Koalisi Merah Putih di DPR memang solid. Hal itu dibuktikan dengan usulan paket calon pimpinan DPR yang disampaikan para wakil tiap-tiap fraksi dari koalisi itu tatkala diberi kesempatan berbicara di mimbar. Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Pratai Demokrat, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Amanat Nasional, dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyuarakan pajket nama yang sama.

Koalisi Indonesia Hebat pun mulai mengubah arah perlawanan setelah Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan menegaskan sikap mengusulkan paket nama yang sama dengan Partai Golkar. Diawali dengan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, mereka memilih walk out dan menyatakan tak turut bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam sidang paripurna itu. Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menyusul kemudian, Fraksi PDI Perjuangan pada urutas selanjutnya.

Advertisement

Bohongi Rakyat
Fraksi Partai Nasional Demokrat baru mundur dari sidang paripurna itu setelah dipersilakan menyampaikan paket calon pimpinan DPR usulannya di mimbar. Bukannya menyampaikan paket calon pimpinan, Nasdem justru menebar tuduhan bahwa para anggota DPR yang menyatakan rapat konsultasi telah resmi ditutup sebagai pembohong rakyat. Sontak Ketua Fraksi Partai Nasdem Victor Laiskodat balik dituduh sebagai pembohong rakyat oleh anggota lain DPR yang meyakini bahwa rapat itu telah ditutup dengan tiga kali ketukan palu oleh Popong.

Dituduh membohongi rakyat, Popong terdengar penuh semangat mempersilakan Fraksi Partai Nasdem meninggalkan ruang sidang kala Victor Laiskodat menyatakan hendak meninggalkan sidang sebagai tanda protes. “Silakan!” tegas Popon sebelum Victor menyelesaikan kata pamitnya yang diselingi makian akan rusaknya demokrasi Indonesia akibat sikap Koalisi Merah Putih yang solid mengusung paket pimpinan DPR tanpa memberikan kesempatan kepada partai dengan anggota terbanyak bersaing memperebutkan kursi pimpinan lembaga legislatif itu.

Sidang Paripurna II DPR selanjutnya berlangsung lancar tanpa kehadiran Koalisi Indonesia Hebat. Suasana lebih hening sidang itu meninggalkan kesan bermartabat kendati Popong memimpin dengan campuran bahasa Sunda sehingga terasa jenaka. Pada pukul 02.45 WIB, tiga perempat jam setelah skors persidangan dicabut, pimpinan DPR telah terpilih.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif