SOLOPOS.COM - Salah satu peternak ikan di Dusun Kergan, Tirtomulyo, Kretek Bantul menebar pakan ikan gurami, Jumat (26/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)
Harianjogja.com, BANTUL-Dusun Kergan, Desa Tirtomulyo, Kretek Bantul menjadi percontohan pemberdayaan masyarakat yang sukses berkat peterakan ikan gurami. Lebih dari 100 kepala kluarga (KK) di dusun ini menikmati manfaat dari budidaya ikan air tawar itu. Bagaimana caranya?
Ada 272 kolam ikan bertebaran di berbagai sudut Dusun Kergan, Desa Tirtomulyo, Kretek Bantul. Di dalamnya ada ikan gurami, lele juga nila. Jumlah ikan gurami mendominasi hingga 50% lebih dari total kolam ikan. Hampir semua kolam ikan ini dirancang dengan bentuk serupa. Kolam dilapisi terpal atau disebut sister alias sistem terpal. Di bagian bawah kolam ditaburi sekam atau ampas penggilingan padi. Lalu ada saluran pembuangan kotoran di bagian bawah atau dasar kolam.
“Dilapisi terpal dan diberi sekam supaya hangat, jadi saat musim dingin, ikan tidak akan mati kedinginan,” tutur Sunarto Sekretaris kelompok peternak ikan Mina Mulya, Dusun Kergan, Tirtomulyo, Kretek Bantul saat disambangi Jumat (26/9/2014).
Kolam-kolam ikan itu rutin dibersihkan setiap dua minggu sekali. Caranya, kotoran disedot dengan pompa dan dialirkan melalui saluran pembuangan. Setelah dibersihkan, airnya diganti dengan yang baru. Peternak Mina Mulya belajar teknologi beternak ikan itu dari Universitas Gajah Mada (UGM). Hasilnya kata Sunarto, ikan yang mereka budidayakan relatif tahan hidupanya serta bersih dan sehat dagingnya.
Setiap hari, selalu ada saja pengepul yang membeli ikan-ikan milik warga. Sebanyak 2-3 kwintal ikan harus dipenuhi setiap hari. Minimal satu ton dalam seminggu. Sejatinya, kata Sunarto warga kewalahan melayani permintaan ikan terutama gurami. Idealnya warga harus memenuhi perminataan satu ton ikan setiap hari. Untuk memenuhi permintaan sebanyak itu, Sunarto dan rekan- rekannya terpaka berjejaring dengan peternak ikan di daerah lain di Bantul untuk turut menyuplai permintaan ikan yang datang ke dusun mereka. Dari Dusun Kergan, ikan-ikan itu didistribusikan ke pasar-pasar di DIY serta ke luar daerah hingga ke Jakarta.
Ide beternak ikan gurami awalnya dimulai pada 2008. Enam orang warga Dusun Kergan awalnya tertarik melihat budidaya ikan di sejumlah wilayah di Kretek, dan mencoba menerapkannya di dusun mereka. Gayung bersambut, usaha itu didukung ahli teknologi budidaya ikan air tawar dari UGM. Seiring waktu, usaha peternakan ikan ini menular ke warga lainnya. Kini 70% dari total 150 kepala keluarga di Dusun Kergan menjalankan usaha ini. Mereka tergiur dengan keuntungan yang menjanjikan.
Keuntungan beternak gurami jauh lebih besar ketimbang bercocok tanam padi. Dalam satu bulan, satu kolam ikan bisa menghasilkan keuntungan Rp100.000 untuk penjualan bibit saja. Padahal satu orang memiliki hingga 10 kolam ikan. Belum termasuk keuntungan menjual ikan siap konsumsi. Sekali panen, jutaan rupiah dapat dikantongi. Berkat usaha ini, tidak sedikit anak-anak dari Dusun Kergan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Warga itu kalau melihat keluarga lain yang sukses beternak ikan pasti akan meniru ikut beternak ikan,” lanjut Sunarto. Banyaknya keluarga yang beternak ikan gurami di Dusun Kergan menjadikan wilayah ini sebagai sentra gurami. Bahkan se-Kecamatan Kretek, Kelompok Mina mulya dianggap sebagai wilayah paling sukses membudidayakan ikan air tawar. Daerah ini juga dianggap pemerintah Kabupaten Bantul berhasil memberdayakan masyarakat lewat potensi perikanan karena melibatkan lebih dari 100 KK. Kini Dusun Kergan tidak lagi sekadar jadi tempat produksi ikan air tawar. Kampung gurami itu kini menjadi tempat pembelajaran bagi daerah lain yang ingin meniru teknologi perikanan air tawar untuk dikembangkan di daerah lain.