Jogja
Kamis, 2 Oktober 2014 - 05:20 WIB

Ini Penyebab Petani Ikan Sulit Untung Besar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan sebagian besar kelompok pembudidaya perikanan di wilayah tersebut masih tergantung pada pakan pabrikan sehingga mereka butuh biaya besar untuk mengelola usaha tersebut.

“Sebagian besar kelompok pembudidaya perikanan di Bantul masih tergantung pada pakan pabrikan, padahal untuk membeli pakan itu pembudidaya butuh biaya besar, kira-kira sekitar 70% dari total biaya produksi,” kata Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Subiyanta Hadi, Selasa (30/9/2014).

Advertisement

Menurut dia, kondisi demikian mengakibatkan kelompok pembudidaya perikanan mendapatkan keuntungan kecil ketika panen, karena selain harus mengeluarkan biaya untuk membeli pakan juga biaya perawatan, termasuk risiko kematian ikan.

“Informasi terakhir pakan dari pabrikan harganya sekitar Rp8.000 sampai Rp9.000 per kilogram, kalau petani lele tergantung pada pakan pabrikan hasilnya kecil sekali, apalagi pakan pabrikan harganya tidak pernah turun, malah cenderung naik,” katanya.

Ia menyebutkan saat ini di Bantul ada 816 kelompok pembudidaya perikanan, sekitar 80% di antaranya pemula maupun kelompok yang mempunyai usaha sampingan lainnya, sehingga besar kemungkinan mereka tergantung pada pakan yang praktis tersebut.

Advertisement

Dia mengatakan ketergantungan kelompok terhadap pakan pabrikan tersebut tidak sampai mengakibatkan merugi atau menutup usahanya.

Namun, katanya, berrimbas pada pengurangan jumlah maupun luasan kolam ikan yang dikembangkan petani ikan.

“Kebutuhan pakan tiap kelompok berbeda tergantung ukuran kolam dan kepadatan tebar, memang tidak sampai pada usaha yang mangkrak, melainkan produksinya stagnan hingga pengurangan kolam dari sebelumnya delapan menjadi enam kolam,” katanya.

Advertisement

Oleh sebab itu, kata dia, perlu ada upaya untuk menekan ketergantungan kelompok pembudidaya perikanan terhadap pakan pabrikan untuk memperkecil biaya produksi.

Upaya tersebut, katanya, di antaranya dengan menyiapkan pakan alami berbahan lokal yang dijual dengan harga lebih murah ketimbang pabrikan.

“Tahun ini kami akan uji coba pengolahan pakan alami di Budidaya Air Tawar (BAT) Pundong, dengan bahan lokal tanpa harus gunakan bahan tambahan, kami jamin harganya lebih murah. Ke depan pemanfaatan pakan lokal ini akan disosialiasikan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif