News
Rabu, 1 Oktober 2014 - 17:00 WIB

KRISIS POLITIK HONG KONG : Remaja Kurus Ini Pimpin Ratusan Ribu Massa Pro-Demokrasi Hong Kong

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joshua Wong (wikipedia)

Solopos.com, HONG KONG – ABG kurus yang senantiasa berkacamata ini kini punya julukan baru, “Ekstrimis Demokrasi Hong Kong”. Belum genap berusia 18 tahun, Joshua Wong sudah jadi tokoh sentral penggerak gelombang protes di Beijing, Tiongkok.

Wong barangkali jadi satu-satunya remaja berusia 17 tahun yang masuk China Blue Paper, sebuah daftar dari lembaga Keamanan Nasional yang berisi orang-orang yang berpotensi mengganggu stabilitas pemerintahan Partai Komunis. Pemerintah buru-buru memberinya cap “Ektrimis”.

Advertisement

Dua tahun terakhir, Wong mengkontruksi gerakan pemuda pro-demokrasi di Hong Kong. Reuters seperti dikutip Solopos.com, Senin (1/10/2014), menyebut, Wong membangun gerakan politik yang dinamai Scholarism, sebagai wadah protes untuk kalangan mahasiswa.

Dia mengkampanyekan tragedi Tinanmen 25 tahun silam. Tahun 2012, Wong memimpin 120.000-an massa pro-demokrasi di Hong Kong, Termasuk 13 relawan aksi mogok makan untuk menduduki markas pemerintah Hong Kong, memaksa para pemimpin menarik kurikulum yang diusulkan.

Dia kembali memulai gerakan besar 22 September 2014 lalu. Bersama ribuan pelajar lainnya, Wong mogok belajar dengan duduk sepanjang hari di jalanan kota sambil membentangkan spanduk berisi protes terhadap Tiongkok.

Advertisement

Sekitar 380 akademisi dan kaum terpelajar lain telah menandatangani petisi yang mendukung gerakan pelajar.

Jumat (26/9/2014), Wong sempat ditangkap lantaran menyusup ke komplek Pemerintah. Dia dibebaskan dua hari kemudian.

“Hak pilih universal adalah misi era ini dan era ini adalah milik orang-orang muda. Jadi biarkan orang-orang muda menyelesaikan misinya. Orang-orang muda akan selalu menjadi pelopor,” kata Wong kepada Bloomberg seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/10/2014).

Advertisement

Remaja kelahiran 13 Oktober 1996 ini mengaku tak gentar hadapi Pemerintah. “Orang-orang tidak perlu takut pada pemerintah. Pemerintah-lah yang harus takut pada mereka,” kata Wong, mengutip dialog film V for Vendetta.

Gertakan Wong berhasil. Kini gerakan pro-demokrasi disebut-sebut telah mencapai jumlah terbesar sepanjang sejarah. Di hari peringatan terbentuknya Republik Rakyat China yang ke-65, Wong berhasil menghimpun puluhan ribu demonstran lain.

Para pengunjuk rasa menolak seruan pemerintah untuk mengakhiri aksi duduk, setelah Beijing menyebut aksi unjuk rasa ini sebagai sebuah aksi ilegal. Mereka tetap menuntut dibatalkannya pembatasan kandidat calon pemimpin baru Hong Kong.

Seperti diketahui, pemerintah mewacanakan warga Hong Kong akan memilih pemimpin baru pada 2017 denga hanya dua dari tiga kandidat yang disetujui Beijing. Keputusan inilah yang disebut para pengunjuk rasa sebagai sebuah “demokrasi palsu” yang menunjukkan ketidakpercayaan Hong Kong terhadap pemimpin mereka di Tiongkok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif