Jogja
Rabu, 1 Oktober 2014 - 16:20 WIB

Ini Langkah Dinkes Gunungkidul Turunkan Angka Suspect TBC

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi TBC di Boyolali (Google/ medicastore.com)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Warga yang diduga menderita penyakit TBC menurun pada 2014 ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengungkapkan hingga triwulan kedua, ada 536 warga yang diduga terkena TBC.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Agus Prihastoro mengatakan angka tersebut didapat dari rumus angka kejadian TBC yakni 64 penderita per 100.000 jiwa. Menurutnya, jika dibandingkan jumlah penduduk di Gunungkidul , ada sekitar 536 warga yang diduga menderita TBC. Angka tersebut, lanjut dia, jauh lebih kecil dibandingan tahun-tahun sebelumnya.

Advertisement

“Sampai saat ini baru ketemu 92 orang. Mayoritas dari Kecamatan Ponjong. Kami harap semua kader di seluruh kecamatan terus aktif untuk menemukan seluruh warga yang diduga mengidap TBC tersebut,” ujar dia kepada Harian Jogja di Joglo Jawa, Wonosari usai acara Pertemuan Koordinasi Advokasi Pengendalian Penyakit TBC di Gunungkidul, Selasa (30/9/2014).

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro mengatakan, sangat penting untuk menemukan seluruh suspect. Pasalnya, lanjut dia, satu orang penderita TBC memiliki kans untuk menularkan kepada 10 hingga 15 orang setiap tahunnya.

“Target kami bisa menemukan 70 persen dari keseluruhan suspect. Setelah ketemu, akan diberikan pengobatan gratis sampai mereka sembuh. Rata-rata butuh waktu enam bulan,” ungkap dia.

Advertisement

Ia mengatakan kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Menurut dia, saat ini masyarakat tidak malu lagi untuk mengakui jika menderita TBC. Sumitro meyakinkan warga jika TBC bisa disembuhkan dengan catatan warga mengikuti pengobatan dengan tertib.

“Kami memeriksa dahak mereka. Jika positif, akan ada pengobatan. Setelah dua bulan akan diperiksa kembali. Jika menjadi negatif, pengobatan dilanjutkan empat bulan lagi,” ungkap dia.

Meskipun setelah dua bulan kondisi membaik, penderita tetap diimbau untuk melanjutkan pengobatan hingga benar-benar sembuh. Pasalnya, lanjut dia, jika menghentikan pengobatan bisa membuat penyakit kebal terhadap obat dan semakin sulit disembuhkan.

Advertisement

Sumitro mengatakan, selain dari Dinas Kesehatan, peran pihak swasta juga sangat penting dalam menanggulangi masalah ini. Di Gunungkidul ada Perkumpulan Pemberantas Tuberkulosis Indonesia (PPTI) yang mengaku siap membantu pemerintah membasmi TBC.

Wakil Ketua PPTI Gunungkidul Iwan Busyro Hasan mengatakan, PPTI Gunungkidul akan semakin gencar ikut memberantas TBC. Semangat tersebut bertambah setelah PPTI Gunungkidul termasuk satu ddari 12 cabang PPTI di Indonesia yang dipercaya untuk mengelola dana hibah dari Global Fund. Sayangnya, Iwan menolak memaparkan detil besar dana hibah yang akan dikelola.Rencana pengelolaan dimulai 1 Juli 2014 hingga 30 Juni 2016.

Ada pun kegiatan yang akan digelar yakni advokasi, pertemuan jejaring lintas sektor, peningkatan kader, serta monef kader. Ia mengatakan, PPTI Gunungkidul ingin mendorong masyarakat untuk ikut serta memberantas penyakit TBC di Gunungkidul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif