Jogja
Rabu, 1 Oktober 2014 - 17:40 WIB

HARI BATIK NASIONAL : Warga Gunungkidul Rayakan dengan Membatik Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga bersama Komunitas Mural Batik tengah membatik dinding rumah untuk menyambut Hari Batik 2 Oktober mendatang di RT 1 RW 8, Kepek I, Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Senin (29/9/2014) malam. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga RT 1/ RW 8 Dusun Kepek I, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul memiliki cara yang unik untuk menyambut Hari Batik 2 Oktober mendatang. Tembok rumah warga pun disulap menjadi area membatik.

Ketua RT 1 Eko Mambang Nugraha mengatakan, batik merupakan budaya yang patut dilestarikan. Menurut dia, batik harus menjadi tuan rumah di negeri asalnya. Salah satu cara yang dilakukan, lanjut dia, yakni dengan melukis motif batik pada dinding setiap rumah di RT 1.

Advertisement

“Kami mulai melakukan kegiatan ini sejak pertengahan September lalu. Setidaknya sudah ada enam rumah yang dibatik temboknya,” ujar dia, ketika ditemui di area pembatikan, Senin (29/9/2014) malam.

Tujuan dari kegiatan ini, menurut dia, agar warga tidak lupa dengan warisan budaya. Selain itu, lanjut dia, anak-anak juga mengenal batik dan turut mencintai batik. Harapannya, anak-anak juga akan menjadi generasi penerus pelestari batik.

“Kami swadaya membatik rumah. Ada sekitar 10 orang yang melukis setiap rumah. Sebenarnya banyak yang sudah antre, tapi ya harus satu-satu mengerjakannya,” ungkap dia.

Advertisement

Ia menambahkan, ada 30 kepala keluarga (KK) atau 150 jiwa warga di lingkungan RT 1. Menurut Eko, warga menyambut baik kegiatan membatik tersebut. Awalnya, warga tertarik ketika meihat ada pembatikan di sumur tua milik salah satu warga.

“Warga jadi tertarik dan ingin membatik rumahnya juga. Warga yang ingin dibatik rumahnya, diminta menyediakan cat,” ujar dia.

Dalam melakukan kegiatan ini, warga bekerja sama dengan Komunitas Mural Batik yang dimotori Guntur Susilo. Guntur mengatakan, rencananya, motif untuk tembok depan bercorak parang rusak. Untuk motif tembok samping, bisa bermacam-macam.

Advertisement

“Bisa motif kawung, mega mendung, hingga bunga. Bisa menentukan sendiri atau menyerahkan pada kami,” ujar dia.

Salah satu warga, Suyono, 80, mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Menurut dia, keindahan batik sedap dipandang mata dan merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan.

“Bagus. Saya senang batik. Daripada digambari yang tidak jelas, mending dilukis motif batik,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif