Kanalsemarang.com, SEMARANG – Kenaikan harga elpiji ukuran tabung 12 kilogram menyumbang terjadinya inflasi Jawa Tengah pada bulan September 2014 mencapai 0,22%.
“Meskipun menjadi salah satu penyumbang terjadinya inflasi, tetapi kenaikan harga yang tidak terlalu besar ini juga berdampak pada besaran inflasi yang tidak terlalu tinggi,” ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari seperti dikutip Antara, Rabu (1/10/2014.
Menurut data dari BPS, pada bulan lalu ada sebagian pengguna elpiji ukuran tabung 12 kg beralih ke elpiji tabung melon atau ukuran 3 kg. Kondisi tersebut memengaruhi indeks harga konsumen yang pada bulan ini sebesar 113,84.
“Memang elpiji tabung melon ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke bawah, salah satunya pedagang keliling,” ujarnya.
Sektor lain yang juga menyumbang terjadinya inflasi yaitu kenaikan tarif dasar listrik. Menurutnya, sektor tersebut berdampak karena di Jateng banyak terdapat industri menengah dan besar sehingga pengaruhnya cukup signifikan.
Sementara itu, dari enam kota survei biaya hidup, empat di antaranya mengalami inflasi yaitu tertinggi terjadi di Semarang yang mencapai 0,41 persen, diikuti oleh Tegal sebesar 0,18 persen, Surakarta 0,11 persen, dan Cilacap sebesar 0,07 persen.
Dua kota lain mengalami deflasi, yaitu di Purwokerto sebesar 0,24 persen dan Kota Kudus sebesar 0,03 persen. Untuk komoditas penyumbang deflasi di antaranya bawang merah, angkutan udara, daging ayam ras, minyak goreng, dan telur ayam ras.