Jogja
Selasa, 30 September 2014 - 16:20 WIB

KONFLIK GUA PINDUL : Kubu Atiek Ingin Kekayaan Pengelola Pindul Diaudit

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Penetapan tersangka terhadap salah pengelola obyek wisata Gua Pindul tak membuat kubu Atiek Damayanti puas. Pasalnya, Senin (29/9/2014), puluhan orang yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gunungkidul Coruption Watch mendesak pihak yang berwajib mengusut harta kekayaan pengelola Pindul. (Baca Juga : KONFLIK GUA PINDUL : Tersangka Ajukan Nota Keberatan, Penyidikan Jalan terus)

Tak hanya itu, kelompok tersebut juga menuntut Pemerintah Kabupaten untuk ikut bertanggungjawab dalam kasus pengusahaan sumber daya air tanpa izin. Mereka juga meminta, hak Atiek Damayanti sebagai pemilik sah Gua Pindul bisa dikembalikan.

Advertisement

Koordinator aksi Dadang Iskandar mengapresiasi petugas Polres Gunungkidul yang menetapkan Bagya sebagai tersangka. Namun, dia juga meminta pemkab bertanggungjawab atas skandal di Gua Pindul. Sebab, pemerintah juga turut campur dalam masalah itu, karena memberikan perlindungan terhadap pengelola.

“Usut tuntas kasus itu. Kalau perlu, harta kekayaan pengelola harus diaudit, darimana uang-uang tersebut didapatkan,” kata Dadang dalam pers rilisnya, kemarin.

Advertisement

“Usut tuntas kasus itu. Kalau perlu, harta kekayaan pengelola harus diaudit, darimana uang-uang tersebut didapatkan,” kata Dadang dalam pers rilisnya, kemarin.

Dia juga meminta kepada polisi untuk menahan Bagya. Sebab, hingga saat ini, meski telah ditetapkan sebagai tersangka, nyatanya yang bersangkutan masih bisa menghirup udara bebas.

“Tangkap Bagya dan beri hukuman setimpal, sesuai dengan perbuatannya. Kalau perlu, Gua Pindul ditutup dan dipasangi garis polisi, karena tempat itu masih dalam sengketa,” seru dia.

Advertisement

“Kami sudah capek dengan mediasi yang dilakukan. Sebab, hasilnya bisa ditebak, dan itu-itu saja, tanpa ada kemajuan yang berarti,” kata Sekretaris LSM GCW, Iwan Fathoni.

Terpisah, salah satu pengelola Gua Pindul dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wirawisata, Haris Purnawan hanya tersenyum saat dimintai tanggapan atas aksi yang dilakukan Dadang dan kawan-kawan. Malahan, dia menuding aksi yang dilakukan berasal dari massa bayaran.

“Mereka itu siapa? Coba dilihat dengan benar, karena mereka pasti ada yang bayar,” katanya saat dihubungi kemarin.

Advertisement

Haris pun menanggapi santai tuntutan massa yang menghendaki agar pengelola diaudit. Malahan dia berseloroh akan menghadapi itu dengan senyuman.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Badingah belum bisa berkomentar banyak terkait perkebangan konflik Gua Pindul. Dia beralasan, saat kejadian berlangsung, dia berada di Kanada. Sementara, untuk mengakses informasi itu, Badingah mengaku kesulitan, karena akses internet yang digunakan seringkali putus.

Menurut dia, pihaknya juga sudah mengagendakan untuk bertemu dengan Sultan HB X. Tujuannya, untuk membahas penyelesaian masalah Pindul.

Advertisement

“Tapi sebelum itu dilakukan, saya butuh mempelajari perkembangan kasus itu dulu,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif