Jogja
Selasa, 30 September 2014 - 15:20 WIB

KEKERINGAN SLEMAN : Perbaikan Jaringan Diharapkan Segera Selesai

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi kran air PDAM (Dok/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN—Warga Dusun Jatisari, Nawung, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, bergembira, setelah sistem
jaringan air bersih Prambanan III mulai beroperasi. Meski demikian, volume air yang dialirkan ke rumah-rumah warga masih sangat sedikit.

Menurut seorang warga Jatisari, Tri Eni, 42, sebelumnya sistem jaringan air bersih yang diharapkan bisa diandalkan itu tidak terurus.

Advertisement

“Tapi sekarang sedang diperbaiki pipa-pipanya yang bocor. Sudah dua hari ini airnya mengalir, tapi cuma sedikit,” kata Tri kepada Harianjogja.com, Senin (29/9/2014).

Tri berharap, perbaikan sistem jaringan air bersih bisa segera tuntas.

“Kami ingin airnya bisa mengalir ke setiap rumah. Karena bantuan air yang datang tidak setiap hari, nanti habis juga,” ungkapnya saat menunggu bantuan air bersih di depan Masjid Al-Barokah, Jatisari.

Advertisement

Tri dan warga Jatisari lainnya mulai kesulitan mendapat air bersih sejak sebelum Lebaran, Juli lalu. Mereka kemudian memanfaatkan sumur tadah hujan yang ada di lahan persawahan.

“Tapi sumurnya sudah mulai kering juga. Kalau buat sumur di rumah, digali sampai 25 meter juga tidak ada airnya,” ujarnya.

Warga Jatisari lainnya, Sri Lestari, 40, mengaku biasa mengambil air di sumur tadah hujan bersama Tri. Jarak sumur tersebut dari rumah berkisar 2 Km dengan waktu tempuh satu jam berjalan kaki. Kendati demikian, air dari sumur tadah hujan juga tidak banyak. Bisa mendapat air sebanyak satu ember dalam satu jam saja itu sudah beruntung.

Advertisement

“Kalau sedang ada uang, mending beli air. Harganya Rp100.000 hingga Rp120.000. Bisa buat mandi, masak, minum, dan mencuci sampai 10 hari. Kalau untuk minum hewan juga, hanya cukup untuk delapan hari,” ungkap Tri.

Ditemui seusai penyerahan bantuan air bersih, Kepala Desa Gayamharjo, Sugiyanto memaparkan, setiap dusun di Gayamharjo memiliki titik rawan kekeringan. Namun, imbuh dia, sudah ada sebagian kecil yang tersuplai air dari sumur bor, yaitu Dusun Jontro dan Kalinongko Lor.

Sugiyanto melanjutkan sejak dua pekan lalu, perbaikan pipa sistem jaringan air bersih digalakkan. Diakuinya, separuh dari Dusun Lemahbang dan Nawung sudah bisa teraliri, tapi alirannya masih kecil karena masih buka-tutup. Harapannya, perbaikan sistem jaringan air bersih menjadi solusi mengatasi kekeringan bagi sebagian warga Gayamharjo pada Oktober nanti.

“Kami akan bergerak membuat dan memperbaiki jaringannya per blok, bahkan mungkin per RW,” kata Sugiyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif