News
Senin, 29 September 2014 - 07:03 WIB

TEROR ISIS : Potong Sumber Dana ISIS, Serangan Udara AS Hancurkan Kilang Minyak di Suriah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokasi ISIS di Google Earth (bellingcat)

Solopos.com, DAMASKUS — Sejumlah pesawat perang dari berbagai negara pada Minggu (28/9/2014) menyerang empat kilang minyak di Suriah yang menjadi sumber pendanaan militan ISIS atau Islamic State (IS).

Pesawat koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat itu juga menyerang sejumlah pos komando militan ISIS di kota Raqa, Suriah. “Indikasi awal menunjukkan bahwa serangan berlangsung sukses,” kata Komando Pusat Amerika Serikat (AS) dalam pernyataan tertulis yang dikutip Antara.

Advertisement

Serangan tersebyt merupakan bagian dari upaya koalisi internasional untuk memotong pendanaan untuk militan ISIS. Sebelumnya pada Kamis (25/9/2014), pesawat-pesawat tempur AS melancarkan serangan udara dengan target infrastruktur minyak di kawasan itu.

Sebagian besar ladang dan kilang minyak Suriah saat ini memang dikuasai oleh militan ISIS. “Setidaknya tiga kilang minyak yang dikuasai militan ISIS hancur. Kelompok tersebut selama ini mengolah minyak dan menjualnya ke pembeli Turki untuk mendanai operasi,” kata organisasi Syrian Observatory for Human Rights.

Sebelum diserang, sejumlah pakar memperkirakan bahwa ISIS mendapatkan dana sekitar tiga juta dolar AS (atau sekitar Rp36 milyar) setiap harinya dari penjualan minyak. Serangan udara dengan target utama Daulah Islam pada Ahad juga menewaskan gerilyawan dari kelompok garis keras lain, yaitu Jabhat al-Nusra–sebuah jaringan Al-Qaeda di Suriah. Satu tokoh utama Jabhat al-Nusra dilaporkan tewas akibat serangan itu.

Advertisement

Sementara itu kelompok Human Right Watch mengatakan bahwa serangan pesawat Amerika Serikat telah menewaskan setidaknya tujuh warga sipil Suriah di provinsi Idlib pada Kamis lalu. Organisasi tersebut mendesak dilakukannya penyelidikan atas dugaan kejahatan perang.

Meskipun mendapat kritik, koalisi internasional anti-ISIS terus berkembang dan mendapat anggota baru dari negara-negara Eropa, termasuk Inggris. Namun anggota koalisi dari Eropa hanya bersedia membantu mengalahkan militan ISIS di Irak dan menolak untuk menyerang Suriah. Amerika Serikat hingga kini terpaksa hanya mengandalkan sekutu negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk operasi militer di Suriah.

Minggu lalu, Presiden AS, Barack Obama, mengakui telah meremehkan kekuatan Daulah Islam di Suriah dan terlalu yakin atas kemampuan pasukan darat Irak untuk bertempur sendirian.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif