Jogja
Minggu, 28 September 2014 - 13:15 WIB

Seperti Ini Cara PMI Kulonprogo Tarik Minat Warga untuk Donor Darah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Palang Merah Indonesia (PMI) Kulonprogo memberikan penghargaan kepada para pendonor darah. Selain dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun PMI, kegiatan tersebut juga sebagai upaya untuk menggiatkan Cinta Donor Darah serta Pelestarian Donor Darah Sukarela.
“Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu rangkaian perayaan HUT PMI ke 69. Selain itu, melalui acara Pelestarian Donor Darah Sukarela ini kami juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa donor darah merupakan bagian dari gaya hidup,” ujar Sekretaris PMI Kulonprogo Arif Prastowo di sela acara di Aula PMI Kulonprogo, Sabtu (27/9/2014).

Arif juga menyampaikan, sampai saat ini rata-rata setiap bulan Unit Donor Darah (UDD) Kulonprogo mampu memproduksi darah sekitar 350 kantong, donor mana sekitar 250 kantong berasal dari donor pengganti atau donor keluarga.

Advertisement

Lebih lanjut dia juga mengatakan, setidaknya dalam satu bulan kebutuhan kantong darah di kabupaten tersebut mencapai 100 kantong darah.

“Maka dari itu, kami terus mengimbau dan memotivasi warga agar bersedia melakukan donor darah secara rutin. Paling tidak kebutuhan darah setiap bulan bisa mencapai 100 kantong, dan kami akui masih sering bingung untuk mencari pendonor,” papar Arif.

Dalam kegiatan tersebut sejumlah pendonor mendapatkan penghargaan dari PMI. Lebih lanjug Arif menjelaskan, ada beberapa kategori penghargaan yang diberikan.

Advertisement

Di antaranya, 40 orang pendonor yang telah lebih dari sepuluh kali melakukan donor, 18 pendonor dengan 25 kali serta kelompok masyarakat yang telah rutin menggelar aksi donor sebanyak 27 kelompok.

Sementara itu, Ketua PMI Kulonprogo Mulyono menambahkan, apabila kegiatan donor darah dapat selalu rutin dilakukan, maka kebutuhan darah dapat terus terpenuhi. Menurut dia, selama ini masyarakat masih menganggap darah itu mahal.

“Padahal sebenarnya masyarakat tidak perlu membeli darah, tetapi hanya mengganti biaya alat dan proses produksi darah saja,” imbuh Mulyono.

Advertisement

Dalam acara tersebut sejumlah warga juga berharap agar PMI dapat terus meningkatkan pelayanan dan penyediaan darah. Wahyudi, 30, warga Desa Pengasih tersebut juga mengungkapkan pentingnya untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor aktif.

“Mungkin perlu untuk diadakan sosialisasi kepada masyarakat terkait manfaat donor darah, sehingga ke depan PMI tidak lagi mengalami kesulitan stok darah,” jelas Wahyudi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif