Jogja
Minggu, 28 September 2014 - 19:15 WIB

Salak Pondoh Sleman Siap Diekspor ke Eropa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN- Komoditas unggulan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yakni salak pondoh siap untuk menembus pasar di Eropa.

“Peluang pasar Eropa ini menyusul dilakukannya penandatanganan kontrak ekspor salak ke Eropa antara Asosiasi Petani Salak Organik Sleman Sembada dengan PT Aliet Green,” kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti, Sabtu (27/9/2014).

Advertisement

Menurut dia, penandatangan kontrak tersebut berlangsung di sela gelar Pameran Produk Pertanian Organik Lereng Gunug Merapi yang diprakarsai “Food and Agriculture Organization” (FAO) bekerja sama dengan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dan Asosiasi Petani Salak Sleman Sembada serta Ambarrukmo Plasa.

“Pameran Organik Merapi yang berlangsung 26 hingga 28 September ini diselenggarakan sebagai puncak keseluruhan kegiatan FAO- Merapi Program yang telah dilaksanakan sejak 2012,” katanya.

Advertisement

“Pameran Organik Merapi yang berlangsung 26 hingga 28 September ini diselenggarakan sebagai puncak keseluruhan kegiatan FAO- Merapi Program yang telah dilaksanakan sejak 2012,” katanya.

Ia mengatakan, FAO – Merapi Program sendiri merupakan respon FAO memenuhi permintaan pemerintah Republik Indonesia untuk ambil bagian dalam pemulihan penghidupan masyarakat kawasan Gunung Merapi yang terdampak erupsi 2010.

“Pameran yang dilaksanakan di Hall B Lantai II Gedung Plaza Ambarrukmo, Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini diikuti komunitas-komunitas dari kawasan Gunung Merapi dan mitra-mitra FAO,” katanya.

Advertisement

Produk-produk andalan yang akan dipamerkan antara lain adalah salak segar; aneka pangan hasil olahan salak (caramel, kripik, dodol), jambu dalhari, aneka jenis jamur, aneka jenis kopi, aneka jenis beras, sayur-sayuran, aneka produk olahan, madu, kecap dari koro-koroan, minyak kelapa, rempah-rempahan, batik, tas dan lukisan dari kulit salak.

“Seluruh produk organik yang dipamerkan sudah memiliki penjaminan organik, baik oleh lembaga sertifikasi maupun oleh Dinas Pertanian ataupun oleh komunitas,” katanya.

Pameran mengudang buyers dari beberapa negara dan kota besar di Indonesia, serta seluruh masyarakat Yogyakarta. Diperkirakan ada sekitar 10.000 pengunjung yang menghadiri seluruh rangkaian kegiatan pameran tersebut.

Advertisement

“Dengan mengundang secara khusus buyers tersebut, diharapkan terjadi kesepakatan-kesepakatan kerjasama pemasaran jangka panjang antara buyers dengan peserta pameran,” katanya.

Ia mengatakan, Pameran beserta seluruh kegiatan yang dilaksanakan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya mengkonsumsi produk pertanian organik dan di sisi lain yang terpenting adalah memulihkan serta memperkuat kondisi penghidupan petani di sekitar Merapi yang mengalami kerugian besar akibat erupsi Merapi 2010.

“Dalam acara ini FAO secara simbolik menyerahkan hsil program antara lain meliputi draft rencana kontjensi sektor peternakan, sertifikat organik dan ‘fair trade’ untuk tanaman salak yang dikelola Asosiasi Petani Salak Sleman Sembada dan peralatan pembuatan kripik salak kepada delapan kelompok wanita tani,” katanya.

Advertisement

Selain itu juga penyerahan perguliran sapi dari kelompok ternak hunian tetap korban Merapi Dusun Kuwang, Argomulyo Cangkringan kepada kelompok ternak huntap Randusari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif