Lifestyle
Minggu, 28 September 2014 - 07:15 WIB

Jenang Madu Sirat Khas Kulonprogo Kian Terbatas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenang Madu Sirat Bu Hadi makanan tradisional khas Kulonprogo, Jumat (26/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Jenang Madu Sirat merupakan salah satu kuliner khas Kulonprogo yang kini tak lagi banyak yang
membuatnya. Jenang berbahan baku gula jawa, parutan kelapa dan tepung ketan itu, saat ini masih terus dilestarikan Hadiwiyono, 68.

Jenang tersebut memiliki ciri yang cukup khas dibandingkan dengan jenang pada umumnya. Tidak seperti Jenang Kudus yang
warnanya cenderung pekat dan lengket. Tekstur jenang madu sirat lebih kering, lembut dan tidak lengket. Rasa parutan kelapa yang
gurih menjadikan cita rasa jenang tersebut tampak khas.

Advertisement

“Jenang ini asli Kulonprogo dan kebanyakan yang membeli orang-orang Kulonprogo. Kebanyakan dibawa untuk oleh-oleh,” ujar Hadi
kepada Harianjogja.com, saat disambangi di rumahnya, Jumat (26/9/2014).

Jenang berlabel Jenang Madu Sirat Bu Hadi tersebut saat ini hanya dipasarkan secara terbatas. Murdono, 47, salah satu penerus
usaha tersebut mengatakan, persaiangan oleh-oleh di DIY kini kiat ketat. Pasalnya, usaha oleh-oleh makanan produksi industri
rumahan kini semakin menajmur.

“Persaingan sekarang sangat ketat, kami juga sekarang tidak produksi terlalu banyak. Sekali produksi hanya sekitar 400 kotak, dan
hanya dipasarkan di rumah dan di pusat oleh-oleh di Ambarketawang saja,” ungkap Murdono.

Advertisement

Variasi produk makanan semakin berkembang. Hal itu membuat keberadaan makanan lokal semakin terdesak dengan hadirnya variasi
makanan yang dijual. Namun, jenang khas Kulonprogo ini tak lantas ditinggal begitu saja oleh para pelanggannya. Masih cukup banyak
pelanggan yang tak pernah absen membeli jenang madu sirat tersebut sebagai buah tangan untuk sanak saudara di kota asal.

“Kebanyakan justru konsumennya dari luar Kulonprogo. Umumnya mereka adalah perantau dari sini, lalu saat pulang selalu membawa
jenang madu untuk oleh-oleh. Malah kami merasa terbantu, karena secara tidak langsung semacam promosi dari mereka,” jelas
Murdono.

Momen Lebaran, lanjut Murdono, permintaan Jenang Madu Sirat selalu meningkat. Selama puasa, dia mengaku produksi jenang
tersebut bisa mencapai 20 hari. Rumah produksi sekaligus kios penjualan jenang madu berada di bangunan sederhana di sebelah
timur Pasar Wates. Meski lokasi produksi dan kios penjualan jenang tersebut berada di tengah perkampungan, namun pelanggan tetap
datang dengan berbagai kendaraan.

Advertisement

“Ramai pembeli dan pesanan waktu Lebaran. Biasanya dibawa meraka yang sedang pulang kampung untuk dijadikan oleh-oleh. Harga
per kotak hanya Rp12.000, isinya rata-rata 18 potong,” imbuh Murdono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif