SOLOPOS.COM - Pembagian beras untuk rakyat miskin daerah (raskinda) merupakan salah satu upaya menanggulangi kemiskinan di Tanah Air. (Dok/JIBI/Solopos)
Harianjogja.com, KULONPROGO-Distribusi beras daerah (rasda) untuk keluarga miskin di Kulonprogo belum merata. Penyebabnya, suplai rasda dari gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kulonprogo tidak memenuhi target yang ditentukan.
Data yang dihimpun dari Pemkab Kulonprogo menyebutkan pengadaan beras dari gapoktan sesuai dengan nota kesepahaman yang ditandatangani awal tahun ini, sejumlah 3.600 ton.
Salah satu tujuannya, memberikan beras yang berkualitas kepada 31.000-an KK miskin Kulonprogo. Namun, hingga saat ini yang terealisasi hanya 1.470 ton.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menuturkan rasda sudah didistribusikan sejak April lalu kepada keluarga miskin. Akan tetapi, ia mengakui jika belum semua KK miskin memperoleh rasda karena persediaannya belum mencukupi kebutuhan.
“Jadi, warga miskin bergantian yang mendapat rasda, kalau bulan ini sudah dapat, maka selanjutnya tidak dapat, begitu seterusnya sampai nanti rasda dapat memenuhi keseluruhan,” ujarnya kepada wartawan seusai workshop perencanaan rasda di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Jumat (26/9/2014).
Diuraikannya, dalam satu bulan rasda yang terkumpul hanya berkisar 400 ton, sementara kebutuhan beras untuk KK miskin mencapai 600-an ton per bulan.
Ia menilai belum mencukupinya rasda untuk KK miskin sebagai bagian dari masa transisi mengubah raskin menjadi rasda di Kulonprogo. Kendati demikian, Hasto menargetkan pada 2015, rasda dapat mencukupi kebutuhan KK miskin di Kulonprogo.
Ia menambahkan, untuk mencapai target yang ditetapkan, Pemkab Kulonprogo akan mengambil alih tempat produksi dengan secara bertahap menyediakan mesin-mesin produksi bagi tujuh gapoktan yang ditunjuk sehingga mempermurah biaya operasional mereka.