News
Jumat, 26 September 2014 - 09:20 WIB

PENCEGAHAN DBD : Pelepasan Nyamuk Ber-Wolbachia Diperluas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Demam Berdarah Dengue

Harianjogja.com, JOGJA – Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mengembangkan metode wolbachia sebagai upaya pencegahan penularan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Realisasi itu diwujudkan dengan memperluas area pelepasan nyamuk ber-wolbachia.

Metode wolbachia adalah penggunaan nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri wolbachia untuk menghambat perkembangan replikasi virus Dengue pada nyamuk tersebut.

Advertisement

Metode ini tengah diteliti dengan melepaskan ribuan nyamuk ber-wolbachia di dua padukuhan, Kronggahan dan Nogotirto, Sleman. Masing-masing setiap rumah disebar hingga delapan hingga 10 ekor nyamuk. Selama sembilan bulan pasca pelepasan sewak awal tahun 2014, di dua wilayah penelitian tersebut diketahui ada peningkatan populasi nyamuk ber-Wolbachia hingga 60- 80%. Peneliti mengklaim wolbachia terus menyebar dalam populasi nyamuk setempat.

“Pelepasan nyamuk setiap pekan ini akan kita lanjutkan hingga nantinya 100 persen nyamuk di sana memiliki Wolbachia,” ujar peneliti Eliminate Dengeu Project (EDP) UGM, Riris Andono Ahmad , Kamis (25/9/2014).

Pemerhati Ilmu kedokteran tropis ini menjelaskan besar kemungkinan pelepasan nyamuk ber-wolbachia ini akan diperluas di masa mendatang setelah mendapatkan hasil dari penelitian dan pengamatan dari hasil dua padukuhan tersebut.

Advertisement

“Hasilnya, sangat menjanjikan. Meski saat ini masih berlangsung tapi yang dapatkan nyamuk ber-wolbachia bisa beekembangbiak mengikuti fase alamiahnya,” tandasnya.

Rencananya dalam waktu dekat, EDP UGM akan melepas nyamuk ber-wolbachia di empat lokasi penelitian yang berada di Kabupaten Bantul dan Sleman. Sementara pelepasan nyamuk aedes aegypti di Krongahan dan Nogotirto sudah dimulai sejak awal Januari lalu. Hasilnya, diketahui sebagian besar nyamuk yang mengandung wolbachia tersebut kawin dengan nyamuk biasa.

Dengan cara itu, wolbachia bisa diturunkan dari induk betina ke generasi selanjutnya. Wolbachia itu sendiri merupakan bakteri alami yang terdapat pada sel tubuh serangga dan ditemukan di 60% spesies serangga seperti ngengat, lalat buah, capung, kumbang hingga nyamuk. Namun bakteri ini tidak ada pada nyamuk Aedes aegypti yang selama ini dikenal sebagai vektor penular virus Dengue.

Advertisement

Riris memperjelas, kemampuan wolbachia menghambat menekan replikasi Dengue disebabkan kemampuan bakteri ini dalam berkompetisi dengan virus Dengue merebut makanan di sel tubuh nyamuk.

“Adanya wolbachia justru meningkatkan ketahana tubuh nyamuk dari virus dengue,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif