News
Kamis, 25 September 2014 - 17:20 WIB

TNI Korem 072 Pamungkas Ciptakan 283.000 Biopori

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL—Tentara Nasional Indonesia (TNI) Korem 072/Pamungkas membangun 283.000 biopori atau lubang resapan air di 10 kabupaten di DIY-Jateng. Pelestarian lingkungan itu dianggap sebagai upaya pertahanan negara.

Biopori adalah lubang berdiameter sekitar 10 cm yang dibuat sebagai lubang resapan air dan tempat pembuangan sampah organik. Secara alamiah tanpa buatan manusia, biopori terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing.

Advertisement

Pembuatan lubang biopori menjadi salah satu rangkaian kegiatan HUT ke-69 TNI. Sebanyak 10 kabupaten di DIY-Jateng yang menjadi wilayah otoritas Korem 072/Pamungkas menjadi target pembuatan biopori. Masing-masing kabupaten ditargetnya dibuat sebanyak 28.000 biopori.

Komandan Korem 072/Pamungkas Brigadir Jenderal TNI MS Fadhilah menyatakan, biopori memiliki manfaat luar biasa di bidang lingkungan dan energi yaitu air.

“Biopori ini untuk mengembalikan fungsi tanah, mencegah banjir pada musim hujan dan menambah cadangan air saat kemarau. Istilahnya menyimpan air saat hujan dan memanen air saat kemarau,” kata MS Fadhilah.

Advertisement

Pelestarian lingkungan menurut Fadhilah kini menjadi salah satu orientasi TNI karena termasuk strategi pertahanan. Saat ini, TNI tidak lagi dihadapkan pada peperangan fisik seperti sebelum merdeka. Namun peperangan yang mencakup masalah ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan.

“Lihat saja negara seperti Nigeria, Somalia, juga belakangan Ukraina. Perang karena masalah energi. Jadi isu energi dan lingkungan saat ini saat ini sangat strategis,” paparnya.

Ia berharap, aktifitas penyelamatan lingkungan seperti pembuatan biopori dapat terus dilaksanakan pada masa-masa mendatang.

Advertisement

Ia menargetkan, semakin banyak wilayah yang disasar program biopori. Sasaran utamanya adalah daerah-daerah yang menjadi lahan genangan air atau daerah rawan banjir.

Wakil Bupati Bantul Sumarno dalam sambutannya menyatakan, program biopori tepat dilaksanakan karena saat ini daerah resapan air semakin minim akibat dampak alih fungsi lahan.

“Dengan biopori ini harapannya resapan air semakin bertambah,” imbuh Sumarno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif