Soloraya
Rabu, 24 September 2014 - 19:26 WIB

SATE JAMU GUK-GUK : Setiap Hari, Konsumsi Daging Anjing di Karanganyar Capai 40 Ekor

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL yang menjual sate jamu dan rica-rica guk-guk (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR–Kuliner sate jamu guk-guk atau warung rica-rica guk-guk tidak hanya terdapat di Kota Solo. Di wilayah Karanganyar, warung ini bisa mudah ditemui.

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Karanganyar menyebut di wilayah Bumi Intanpari tak kurang dari 30-40 ekor anjing disembelih untuk dikonsumsi dagingnya. Padahal, tidak ada data pasti manfaat mengonsumsi daging tak lazim tersebut.

Advertisement

Selain itu, berbagai penyakit seperti rabies juga mengintai di balik konsumsi daging anjing.

Kepala Disnakan Karanganyar, Sumijarto, ada sekitar 40-an pedagang yang menjual sate jamu dan rica-rica guk-guk tersebut.

Pedagang mendapat pasokan daging anjing dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat. Padahal daerah itu belum bebas rabies.

Advertisement

“Ada kasus di Sleman dan Bantul. Akibat konsumsi daging itu, ada sejumlah warga di daerah Sleman dan Bantul yang terserang rabies dan meninggal. Disinyalir mereka makan daging anjing yang didatangkan dari daerah yang belum bebas rabies. Karena itu kami mengambil sejumlah sampel dari beberapa pedagang untuk diteliti apakah mengandung virus tersebut atau tidak,” terang dia, saat dijumpai wartawan di lingkungan Setda Karanganyar, Rabu (24/9/2014).

Petugas mengambil 42 sampel daging anjing, dimana 30 diantaranya dikirim ke Balai Veteriner Yogyakarta.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif