SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Kanalsemarang.com, KUDUS – Himpunan Mahasiswa Islam Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa (23/9/2014), berunjuk rasa untuk memberikan dukungan pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung, bukan diwakili anggota dewan perwakilan rakyat daerah.
Aksi puluhan mahasiswa tersebut dimulai pukul 09.30 WIB di depan gedung DPRD Kudus.
Dalam aksinya itu, pengunjuk rasa juga mengusung keranda yang bertuliskan “matinya demokrasi” serta replika kursi untuk kepala daerah.
Dalam aksinya itu, pengunjuk rasa juga mengusung keranda yang bertuliskan “matinya demokrasi” serta replika kursi untuk kepala daerah.
Selain itu, mereka juga mengusung poster bertuliskan “RUU Pilkada untuk siapa, demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat dan matinya demokrasi langsung”.
Koordinator aksi, Gadi Budiyono mengatakan aksi ini merupakan upaya mendukung terlaksananya demokrasi yang damai.
Selain itu, kata dia, rakyat juga butuh pendidikan politik yang baik.
Ia menganggap pilkada merupakan salah satu hak politik rakyat untuk ikut serta dalam menyampaikan aspirasinya lewat pemilihan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta bersih dari pengaruh apapun.
“Jika pilkada dilakukan secara tidak langsung, tentunya akan mengurangi perhatian atau pengawasan rakyat terhadap pelaksanaan pilkada,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, perjalanan menuju demokrasi yang damai selama ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Perwakilan pengunjuk rasa sempat kecewa karena pada pukul 10.00 WIB tak ada satupun anggota dewan yang menemui mereka.
Akhirnya, Ketua sementara DPRD Kudus, Masan menemui pengunjuk rasa dan siap mendukung aspirasi mahasiswa agar pelaksanaan pilkada digelar secara langsung.
