Soloraya
Rabu, 24 September 2014 - 18:00 WIB

PNEUMONIA KLATEN : 1.698 Anak Balita Klaten Idap Pneumonia, 2 Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak batuk (Istimewa/Parent24.com)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mencatat sedikitnya ada 2.897 warga Klaten yang mengidap pneumonia atau infeksi paru-paru pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, 1.698 kasus di antaranya menyerang anak balita. Ironisnya ada dua anak balita yang meninggal akibat keterlambatan penanganan penyakit.

Kasi Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyakit Tidak Menular Dinkes Klaten, Inayati Hasanah Evita Dewi, mengatakan jumlah kasus pneumonia pada balita tahun ini cenderung meningkat dibanding kasus pada medio yang sama tahun lalu. Hal itu tak lepas dari panjangnya musim kemarau pada tahun ini.

Advertisement

“Kalau diamati, peningkatan kasus berada pada April sampai Agustus atau periode musim kemarau. Salah satu penyebab pneumonia yakni bakteri yang terbawa dari asap atau debu di lingkungan sekitar,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (24/9/2014).

Inayati mengatakan balita yang menderita pneumonia biasanya mengalami sesak napas dibarengi napas yang cepat. Dalam kondisi pneumonia berat, demam tinggi turut menjangkiti tubuh balita. Pihaknya menjelasakan pneumonia pada balita sebenarnya bisa cepat tertangani jika orangtua atau bidan setempat jeli dalam mendeteksi penyakit.

Balita penderita pneumonia biasanya mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam fase penyakit. “Tidak ujug-ujug pneumonia. Jadi kalau anak mulai menunjukkan gejala ISPA seperti batuk-batuk, segera dirujuk ke layanan kesehatan terdekat. Dua kasus meninggal tahun ini semuanya karena telat tertangani,” ungkapnya.

Advertisement

Tekan Angka Kematian
Tahun ini Dinkes Klaten intens memberi pelatihan pada bidan untuk menekan angka kematian balita akibat pneumonia. Pelatihan berupa upaya deteksi dini penyakit berikut cara penanganannya. Dalam pelatihan, Inayanti juga mewanti-wanti bidan agar tak takut memvonis seorang balita menderita pneumonia.

“Pandangan besarnya kasus berbanding lurus dengan buruknya kinerja harus dibuang jauh-jauh. Justru tingginya penemuan kasus memerlihatkan petugas serius bekerja dalam mengantisipasi dampak penyakit.”

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes, Cahyono Widodo, mewanti-wanti orangtua agar rutin memberi asupan gizi balita seperti ASI. Sebab, balita bisa makin rentan terkena penyakit jika asupan gizinya kurang terpenuhi. “Jika sudah telanjur ada gejala pneumonia, segera dicek ke puskesmas agar diberi terapi. Tak jarang penyakit tambah parah karena orangtua memilih mencari obat sendiri di warung,” tandasnya.

Advertisement

Jumlah Kasus Pneumonia di Klaten 2014 (hingga Agustus)
Balita : 1.698 kasus
Usia 5 tahun ke atas : 1.199 kasus
TOTAL : 2.897 kasus
5 Kecamatan dengan Kasus Pneumonia Balita Tertinggi 2014
Pedan : 200 kasus
Manisrenggo : 138 kasus
Tulung : 75 kasus
Jogonalan I : 75 kasus
Prambanan : 51 kasus
Kasus pneumonia pada balita tahun lalu : 1.911 kasus

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif