News
Rabu, 24 September 2014 - 16:30 WIB

HEBOH PR MATEMATIKA ANAK SD DI FB : Ini Kritik Mantan Ketua KPAI Tentang Pengajaran Matematika di SD

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PR Matematika Anak SD yang Heboh di Facebook (facebook.com)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerhati perempuan dan anak, Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan seharusnya guru jangan terlalu kaku dalam mengajarkan matematika pada tingkatan sekolah dasar (SD).

“Jadi memang anak perlu dikasih tahu prosesnya, bukan hanya hasil, karena jika anak hanya diajari hasilnya anak akan berfikir instan,” ujar Giwo Rubianto Wiyogo di Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Advertisement

Meskipun begitu, guru juga tidak boleh membakukan pilihan satu proses. Sebaiknya guru membuka ruang beragam cara, agar anak memiliki kemampuan berpikir dengan baik. “Karena tidak menutup kemungkinan anak memilki cara lain yang mungkin lebih kreatif,” jelas dia.

Pembakuan satu proses dari guru, sambung dia, akan memangkas kreatifitas anak. Prinsipnya, jika hasilnya sama, siswa perlu diberikan keleluasaan untuk memilih proses yang dikehendaki. “Dengan demikian, logika akan berkembang dengan baik,” tambah mantan Ketua KPAI itu.

Ketua Umum Kowani, Dewi Motik Pramono, mengatakan anak SD belum cocok untuk diajarkan konsep. “Matematika itu mudah dan realita. Jadi, anak itu jangan ditakuti-takuti jika ingin bisa menguasai matematika,” kata Dewi.

Advertisement

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, seorang pemilik akun Facebook, Muhammad Erfas Maulana, membuat heboh dengan menceritakan pengalamannya ketika mengajari sang adik menjawab soal matematika. Erfas menyebut terjadi kesalahan saat sang guru mengajari adiknya menjawab soal.

“Suatu malam adek saya kelas 2 SD mendapat PR dari gurunya, soal 4+4+4+4+4+4 = x = karena adek saya belom paham maksud dari soal tersebut, akhirnya adek saya bertanya kepada saya,” katanya.

Erfas yang mengaku sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro ini lantas mengaku percaya diri lantaran soal yang diberikan cukup mudah. Ia pun yakin adiknya dapat menerima bimbingan yang diberikannya dengan baik.

Advertisement

“Mulai lah saya mengajarkan adek saya cara perkalian yang menurut saya lebih mudah dipahami oleh anak kelas 2 SD, 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24, dengan alasan empatnya ada enam kali. Saat itu saya tidak berpikir posisi angka 4 dan 6, toh hasilnya sama saja, toh soalnya “=….x….=”.”

Namun, Erfas justru terkejut setelah mendapati adiknya mengatakan nilai yang didapat hanya 20. Adiknya mengatakan cara yang diajarkan Erfas salah. “Saya lihat kembali pekerjaanya. Ternyata yang membuat dia disalahkan adalah karena posisi angka 4 dan 6 terbalik. jawaban yang benar cuma 8×8 dan 4×4, mau dibolak-balik pun sama aja. Saya yakin kalo salah satu angka di soal 8×8 dan 4×4 diganti, adek saya bakal dapat nilai 0. hehehe,” sebutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif