Jogja
Rabu, 24 September 2014 - 01:20 WIB

Awas, Seluruh Daerah Kulonprogo Berpotensi Endemi DBD

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Seluruh daerah di wilayah Kabupaten Kulonprogo berpotensi menjadi endemi demam berdarah dengue (DBD).

Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggalakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk seiring meningkatnya kasus DBD.

Advertisement

“Kami mengimbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak, AGAR mampu mengurangi berkembangnya DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo Bambang Haryatno, Senin (22/9/2014).

Ia mengatakan pada September ini sudah terdapat 91 kasus demam berdarah yang tersebar di Kecamatan Nanggulan, Wates, Pengasih dan Panjatan. Angka ini, mengalami penurunan dibandingkan pada September 2013 yang mencapai 112 kasus.

Dia mengatakan seluruh kecamatan di Kulonprogo berpotensi menjadi daerah endemi DBD. Gerakan PSN dapat menantisipasi lebih dini mewabahnya DBD.

Advertisement

“Untuk mengatasi demam berdarah, kami menyiapkan 80 titik fogging. Tapi hingga hari ini, baru 10 titik. Kasus demam berdarah berasal dari pendatang yakni mahasiswa di Jogja, saat pulang sudah terkena demam berdarah,” kata Bambang.

Petugas District Surveillance Officer (DSO) Dinkes Kulonprogo Eka Boedi Wibawa mengatakan Demam Berdarah Dengue menunjukkan gejala peningkatan pada periode minggu 12, 13, dan 14 atau 11 sampai dengan 31 Agustus dibanding periode yang sama pada 2013.

“Kami memprediksi akan meningkat pada minggu ke 37 atau sekitar 15 – 21 September,” kata Eka.

Advertisement

Untuk mengantisipasi pergantian musim kedepan yang biasanya terjadi peningkatan kasus DBD agar diperkuat kegiatan PSN di masyarakat termasuk dengan pemantauan jentik berkala (PJB).

“Hal yang penting dalam pengamatan penyakit adalah kasus mingguan karena biasanya sudah membentuk pola. Sehingga yang perlu diwaspadai adalah peningkatan kasus mingguan pada sebelumnya,” katanya.Budi Suyanto

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif