Jogja
Selasa, 23 September 2014 - 13:40 WIB

Mengapa Becak & Andong Kian Tergusur?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Kusir Andong JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com, JOGJA– Keberadaan andong dan becak sebagai moda tranportasi tradisional dikhawatirkan bakal tergusur dengan bertambahnya jumlah kendaraan pribadi dan pengembangan sarana tranportasi massal.

“Bisa jadi bom waktu kalau tak ada konsep penataan yang jelas buat andong dan becak,” ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Syarif Teguh, Senin (22/9/2014).

Advertisement

Ia menilai ada pergeseran nilai andong dan becak belakangan ini. Nilai-nilai kearifan lokal transportasi tradisional itu tak berlaku lagi. Pemilik andong dan becak hanya terpaku untuk mengejar keuntungan semata.

Saat liburan tiba, kata Syarif, andong dan becak tumpah ruah di Malioboro. Jumlah andong yang biasanya hanya 30-40 berlipat menjadi tiga kali lipatnya sendiri. Mereka menaikkan tarif semaunya dan melanggar jalan satu arah di jalur lambat Malioboro. Bahkan, andong sejenis bendi dari Parangtritis pun jauh-jauh ikut mangkal di Malioboro.

“Bisa jadi Malioboro nanti menjadi pangkalan andong dan becak, kalau enggak kami tata sekarang,” ujarnya.

Advertisement

Tergusurnya andong dan becak itu sebelumnya juga pernah dikeluhkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menanggapi rencana pengembangan Kereta Trem. Syarif mengaku belum mengetahui rencana Pemerintah Daerah DIY, Universitas Gadjah Mada dan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terhadap rencana pengembangan Kereta Trem.

Namun menurut dia, penataaan andong dan becak tak perlu menunggu pengembangan Kereta Trem itu.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Ni Made Dwi Panti mengatakan kekhawatiran terhadap keberadaan andong dan becak itu nantinya akan difasilitasi dengan pembuatan zonasi kawasan kendaraan tak bermotor lewat dana keistimewaan 2015.

“Akan tetap diatur, namun karena sekarang belum ada analisanya kami enggak bisa statement gimana- gimananya,” ujarnya.

Advertisement

Terkait dengan realisasi Kereta Trem itu sendiri, Made mengatakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Dirjen Perkeretapian pada 17 September urung dilakukan. Sebab, terkendala dengan jadwal Gubernur DIY yang akhir pekan kemarin waktunya habis untuk melakukan kunjungan ke Inggris dan Mumbai, India.

“Secepatnya akan kembali dijadwalkan. Kementerian menargetkan sebelum bergantinya kabinet baru,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif