Jogja
Selasa, 23 September 2014 - 18:20 WIB

Masih Ditemukan Kasus Cacing Hati di Temon Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo melakukan pemeriksaan hewan kurban di salah satu lokasi penjualan hewan kurban Desa Sindutan, Kecamatan Temon, Senin (22/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, TEMON—Jumlah kasus cacing hati pada sapi kurban di Kecamatan Temon mengalami penurunan signifikan. Tingkat kesadaran peternak pada kesehatan hewan diduga menjadi penyebabnya.

Data yang dihimpun dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Temon tercatat pada 2013 tidak lebih dari 30 ekor sapi kurban yang terkena cacing hati. Sementara, tahun sebelumnya kasus cacing hati menimpa lebih dari 50 ekor sapi kurban.

Advertisement

Dokter Puskeswan Temon Hermawati mengakui terjadi penurunan kasus cacing hati di Temon. Menurutnya, kesadaran peternak menjadi salah satu kunci penyakit tersebut berkurang.

“Peternak mulai sadar dan memeriksakan hewan yang sakit dan mendapati gejala yang tak wajar,” ujarnya di sela-sela hari pertama pemeriksaan hewan kurban oleh Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo di Desa Sindutan, Temon, Senin (22/9/2014).

Advertisement

“Peternak mulai sadar dan memeriksakan hewan yang sakit dan mendapati gejala yang tak wajar,” ujarnya di sela-sela hari pertama pemeriksaan hewan kurban oleh Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo di Desa Sindutan, Temon, Senin (22/9/2014).

Ia menuturkan, ciri-ciri hewan kurban yang sehat dan layak, antara lain, nafsu makan baik, bulu tidak kusam, warna mata cerah, tidak cacat, dan sebagainya.

Hermawati juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi hati sapi yang terkena cacing walaupun ketika dimasak dengan benar cacing hilang dan hati sapi tidak membahayakan manusia.

Advertisement

Terkait pemeriksaan hewan kurban yang digelar rutin Diskepenak Kulonprogo setiap menjelang Idul Adha, Hermawati menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit menular pada hewan kurban.

Dari pemeriksaan di dua lokasi peternakan di Temon, tim belum menemukan penyakit pada hewan. Ia menyebutkan kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari yang meliputi peternakan dan tempat penjualan hewan kurban di Kulonprogo.

Sumadi, penjual sapi di Dusun Plempukan, Sindutan, mengaku melakukan pemeliharaan rutin pada hewan yang dijualnya, seperti member pakan yang cukup. Ia juga tidak segan memeriksakan sapi yang akan dijualnya jika terlihat gejala sakit.

Advertisement

“Walaupun jarang sekali saya memeriksakan karena saya selalu memastikan sapi yang saya beli dalam keadaan sehat,” ujarnya.

Menjelang Iduladha, Sumadi memiliki persediaan 10 ekor sapi yang dijual mulai dari harga Rp15,8 juta sampai dengan Rp20 juta.

Sebenarnya, ia juga memiliki satu ekor sapi sapi simental yang sudah ditawar orang hingga Rp35 juta. “Tapi belum saya lepas, masih eman-eman [sayang],” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif