Jogja
Selasa, 23 September 2014 - 11:40 WIB

INOVASI WARGA : Gara-gara Botol, Selang dan Pipa Bekas, Fermentasi Tempe Jadi Lebih Cepat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dewi dan Jalu, warga Gendeng, Baciro, Gondokusuman, Jogja menunjukan alat fermentasi tempe hasil karyanya saat dipresentasikan dalam lomba di XT Square, Sabtu (20/9/2014) pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, JOGJA-Dua warga Kampung Gendeng, Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Jogja berhasil mengembangkan alat fermentasi yang mampu memproduksi tempe lebih cepat. Hasil kreativitas Dewi Septiana Budiati, 32, dan Jalu Gayus Suraya, 26, ini pun akhirnya meraih juara kategori masyarakat dalam lomba cipta inovasi teknologi tepat guna yang digelar Pemerintah Kota Jogja. Bagaimana ceritanya?

Sekilas alat yang dipersiapkan Dewi dan Jalu di Gedung Kaca XT Square di Jalan Veteran, Umbulharjo, Jogja, Sabtu (20/9/2014) tidak istimewa, karena dibuat dari barang-barang bekas. Namun ternyata, alat itu mampu mempercepat proses pembusukan kedelai dalam jumlah banyak. Jika biasanya waktu pembusukan tempe butuh tiga sampai empat hari, Boster Fermentasi Tempe ala Dewi dan Jalu cuma butuh waktu sehari untuk membuat tempe. Bahkan pembusukan tempe dengan Boster Fermentasi Tempe hasilnya lebih bagus, warnanya lebih putih, dan tidak bau busuk.

Advertisement

Proses pembusukan tempe dengan alat kreasinya pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pembuatan tempe seperti biasa. Namun Jalu mencoba mempercepat proses tersebut dengan mengaliri wadah kedelai menggunakan larutan CO2 yang dicampur dengan gula pasir dan ragi roti. Caranya, cukup menyiapkan botol plastik bekas untuk menyimpan CO2, selang nilon ukuran lima milimeter, kemudian pipa ukuran 20 sentimeter.

“Pipa ini untuk melembabkan gas CO2 sehingga menghasilkan CO2 dan uap air yang diisap melalui selang nilon, lalu masuk ke wadah kedelai,” papar Jalu.

Menurut Jalu, satu botol cairan fermentasi bisa digunakan dalam waktu dua bulan dan tempe yang dihasilkan bisa lebih dari satu kuintal. Dia tak harus membeli peralatan pembusuk tempe. Jalu bisa menggunakan botol soda bekas, selang bekas atau pipa bekas yang tidak digunakan.

Advertisement

Dewi Septiana Budiati menambahkan alat fermentasi tempe sebenarnya sudah dia buat bersama Jalu pada 2011 lalu. Namun saat itu alat tersebut digunakan untuk buah dan sayur. Setelah berkali-kali percobaan, alat itu bisa membuat buah cepat masak. Keduanya juga sempat menguji cobakan alat itu pada sayuran. Namun, hasil percobaan pada sayuran justru sebaliknya.

“Sayur malah tambah segar,” ujar Dewi.

Setelah merasa berhasil dengan uji cobanya tersebut, Dewi dan Jalu ikut dalam lomba lomba cipta inovasi teknologi tepat guna yang
digelar Pemerintah Kota Jogja dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kota Jogja. Karya mereka pun akhirnya terpilih menjadi juara dari
11 kelompok peserta kategori masyarakat, dan 18 peserta kategori pelajar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif