Soloraya
Selasa, 23 September 2014 - 07:10 WIB

CHIKUNGUNYA SRAGEN : Puluhan Keluarga Peleman Gemolong Terserang Chikungunya

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk cikungunya (Dok/JIBI)

Solopos.com, SRAGEN – Puluhan keluarga di Desa Peleman, Gemolong, Sragen diduga terserang chikungunya. Serangan tersebut sudah terjadi sekitar sebulan ini.

Kepala Desa (Kades) Peleman, Rajimin, menguraikan chikungunya menyerang warga di RT 004 serta RT 005 Dukuh Cluntang. Setidaknya, terdapat 80 keluarga yang sudah terserang penyakit tersebut.

Advertisement

Penyakit itu sebelumnya juga menyerang warga di sejumlah RT Dukuh Bakalan. “Setiap keluarga itu ada dua sampai tiga orang yang terserang. Sudah ada sekitar satu bulan ini,” urai dia kepada wartawan di Sragen, Senin (22/9/2014).

Diterangkannya, penyakit tersebut menyerang warga usia dewasa serta anak-anak. Meski sudah ada beberapa warga yang sembuh dari penyakit itu, pihaknya mengaku hingga kini masih ada warga yang terserang.

“Masih ada yang sampai saat ini belum sembuh. Belum tahu persis dia terserang chikungunya atau bukan. Ada juga yang sampai opname sebanyak dua orang,” katanya.

Advertisement

Rajimin menguraikan gejala warga terserang penyakit tersebut yakni merasa lemas. Selain itu, sebagian anggota tubuh tak bisa digerakkan. “Badan terasa lemas, tidak bisa bergerak. Tangan sakit semua, tidak bisa berjalan juga,” tutur dia.

Dia menjelaskan sudah melaporkan kejadian itu kepada bidan desa dan puskesmas setempat. Pihaknya berharap segera ada tindak lanjut agar serangan chikungunya tak meluas.

“Kami berharap segera ada fogging biar tidak meresahkan warga. Yang jelas kami sudah melaporkan kejadian itu,” terangnya.

Advertisement

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Retno Dwi Kawurjan, menjelaskan berdasarkan hasil konfirmasi ke Puskesmas Gemolong, di wilayah Cluntang hanya terdapat tiga orang yang terserang chikungunya.

Dia juga menyampaikan di wilayah Bakalan juga ada 15 warga yang terserang penyakit tersebut.

Terkait kondisi itu, Retno menyatakan sudah dilakukan Penelitian Epidemiologis (PE). “Kami akan melakukan pengecekan dulu laporan PE sudah masuk ke dinas atua belum. Kalau memang memenuhi syarat dilakukan fogging, kami akan melakukannya,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif