News
Senin, 22 September 2014 - 13:19 WIB

TEROR ISIS : Ini Tawaran AS buat Iran Jika Mau Ikut Perangi ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menlu AS, John Kerry (Istimewa)

Solopos.com, NEW YORK — Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif, untuk mendiskusikan program nuklir dan ancaman militan ISIS atau IS.

Hal itu diungkapkan seorang pejabat kementerian luar negeri AS yang enggan disebutkan identitasnya seperti dikutip Bloomberg, Senin (22/9/2014). Pertemuan ini terbilang sangat langka mengingat hubungan AS dan Iran yang buruk sejak Revolusi Iran beberapa dekade lalu.

Advertisement

Pertemuan kedua menlu tersebut berlangsung lebih dari satu jam di sela-sela pertemuan Majelis Umum AS di New York. Wakil dari negara-negara besar juga hadir untuk mencapai kesepahaman dengan Iran soal pengendalian program nuklir Iran. Iran mendapat tawaran keringanan sanksi ekonomi jika mau menghentikan proyek nuklirnya.

Selain soal program nuklir Iran, kedua menlu tersebut juga membicarakan upaya memerangi kelompok militan ISIS. Kelompok Sunni radikal itu hingga kini masih menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak utara. Namun tidak dijelaskan hasil negosiasi dari pertemuan tersebut.

Diskusi tersebut menunjukkan ada upaya dari pemerintah Barack Obama untuk membujuk Iran bekerja sama dalam memerangi militan ISIS. Program nuklir Iran dan sanksi terhadap negara itu menjadi alat negosiasi.

Advertisement

Duta besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengatakan AS tidak ingin menggelar operasi militer atau berbagi informasi intelijen dengan Iran. Sementara itu, saat berbicara dengan Dewan Keamanan PBB pekan lalu, John Kerry mengisyaratkan ada kemungkinan untuk melibatkan Iran dalam koalisi memerangi militan ISIS atau IS.

“Kami menunggu apakah Iran memikirkan peran yang konstruktif untuk mereka mainkan,” kata Samantha Power kepada stasiun televisi CBS, dikutip Bloomberg. “Tapi saya mencatat Iran dan aksi mereka di Suriah telah sangat merusak, seperti mendukung Hizbullah dan mendukung rezim Bashar al Assad.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif