Jogja
Senin, 22 September 2014 - 23:40 WIB

Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Bantul Kekeringan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan hektare lahan pertanian di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul mengalami kekeringan. Produksi pertanian dipastikan menurun.

Pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri Bantul Bandiman menyatakan, sedikitnya 48 hektare tanaman palawija kini kekeringan karena tidak mendapat pengairan. “Tanaman pada mengering karena enggak ada air,” ungkap Bandiman, Minggu (21/9/2014).

Advertisement

Palawija berupa kacang hijau dan kacang tanah itu biasanya ditanam di lahan tadah hujan. Selain mengandalkan lahan tadah hujan, puluhan hektare tanaman itu juga memanfaatkan air dari sungai Opak yang dipompa dan dialirkan ke lahan kering tersebut.

Namun kemarau panjang beberapa bulan terakhir menyebabkan, air dari sungai Opak tidak dapat menjangkau area pertanian. Lantaran debit air semakin mengecil. Alhasil, tidak sedikit tanaman palawija yang mengalami kerusakan akibat kekeringan.

Bandiman memastikan, hasil panen palawija kali ini akan mengalami penurunan volume produksi. Dalam kondisi normal (tanpa kekeringan), tanaman kacang tanah biasanya mencapai hingga 1,1 ton per hektare.

Advertisement

“Yang jelas turun, karena tanaman rusak. Tapi belum tahu berapa penurunannya karena belum panen. Tidak lama lagi akan panen,” paparnya.

Penurunan produksi pertanian menurutnya mulai terjadi pada Juli. Saat panen padi, produksi turun dari biasanya 6,8 ton per hektare menjadi 4,6 ton per hektare.

Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Tumbuhan Dinas Pertanian Bantul, Widodo membantah telah terjadi kekeringan di lahan pertanian di Bantul.

Advertisement

“Sampai sekarang belum ada laporan yang kekeringan di mana. Kalau enggak ada laporan berarti belum ada kekeringan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif