News
Minggu, 21 September 2014 - 06:21 WIB

ENERGI ALTERNATIF : Ini Inovasi Kincir Angin Karya Tim Wooden Windmill USD

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Wooden Windmill Universitas Sanata Dharma Jogja meluapkan kegembiaraan seusai menerima penghargaan juara pertama dalam Kejuaraan Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2014 di Kampus Mrican USD, Jumat (19/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/Arif Wahyudi)

Harianjogja.com, JOGJATim Wooden Windmill Universitas Sanata Dharma (USD) Jogja berhasil mempertahankan gelar juara dalam Kejuaraan Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2014 yang berlangsung di Pantai Baru, Bantul, 16-19 September lalu. Pada ajang serupa 2013 lalu, posisi juara juga disabet USD.

Anggota tim Wooden terdiri dari lima mahasiswa program studi Teknik Mesin dan Elektro, yakni Ignatius Rio Christy Bagaskara, Andreas Bagus Sadewo, Tito Dwi Nugroho, Bernardus Morgan Wijayanto dan Teddy Haribertus. Mereka melakukan serangkaian inovasi selama satu tahun sejak kemenangan di KKAI 2013.

Advertisement

“Perbedaan paling signifikan yang kami lakukan ialah pada sistem pengontrol dari kincir angin kami. Kali ini kami sudah menggunakan pengontrol otomatis, di mana setiap energi yang dihasilkan secara otomatis akan terseleksi yang paling maksimal,” ujar Andreas seusai menerima piala kemenangan, Jumat (19/9/2014).

Andreas menuturkan inovasi kincir angin karya mahasiswa USD tersebut mampu menghasilkan energi dua kali lipat lebih besar dari kincir angin sebelumnya. Apabila kincin angin buatan tim USD pada 2013 lalu menghasilkan energi sebesar 2000 watt, kini inovasi mereka bisa menghasilkan energi mencapai 4000 watt. Bertambahnya energi yang dihasilkan terjadi karena tim menambah jumlah baling-baling atau sudu yang semula empat kini jadi enam.

Kelebihan kincir angin buatan mereka terletak pada bahan kayu yang menjadi bahan utama baling-balingnya. Kayu yang dipilih ialah kayu jati yang memiliki ketahanan lebih baik. Tim ini mengaku mengeluarkan biaya antara Rp10juta dan Rp12juta untuk membuat kincir angin tersebut, lengkap dengan menara dan generatornya.

Advertisement

Ketua Dewan Juri KKAI 2014 Heru Santoso Budi Harjo menuturkan jika dibandingkan dengan penyelenggaraan KKAI tahun lalu, energi rata-rata yang dihasilkan dalam kompetisi tahun ini jauh lebih baik. Dari 50 jam penyelenggaraan kompetisi, tercatat akumulasi energi sebesar 4.000,69 watt hour atau rata-rata 80 watt/hour.

Dengan kecepatan angin 6,25meter/detik, angka tersebut bisa dikatakan mencapai 74% dari energi ideal yang seharusnya terkumpulkan. Dengan turbin berdiameter 2,5-3meter, energi maksimal yang bisa terkumpul seharusnya bisa mencapai 108watt/hour.

“Ini sudah jauh lebih baik dibanding tahun lalu yang maksimal hanya 30watt/hour,” papar peneliti kincir angin Jurusan Teknik Mesin dan
Industri Universitas Gadjah Mada ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif