Jogja
Jumat, 19 September 2014 - 03:20 WIB

Warga Lereng Merapi Kesulitan Cari Pakan Ternak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi perah (Rachman/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, SLEMAN—Seiring musim kemarau yang berkepanjangan, sejumlah peternak di lereng Gunung Merapi yang tinggal di hunian tetap (Huntap) mulai kesusahan mencari hijauan makanan ternak (HMT). Warga terpaksa membeli HMT dengan harga yang melambung tinggi.

Sarwono, 45, warga Huntap Kuwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan mengaku, akibat musim kemarau yang berkepanjangan, HMT di area lereng Gunung Merapi sudah semakin menipis.

Advertisement

Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi miliknya, dia harus membeli pakan ternak Rp25.000 per ikatnya. Padahal sebelum musim kemarau, harga HMT berkisar maksimal hanya Rp15.000.

“Itupun sudah sangat banyak, kalau sekarang Rp25.000 mung sakpondongan [sepondongan/seikat],” ungkapnya saat ditemui pekan lalu.

Secara normal, kebutuhan pakan satu ikat tidak cukup untuk makan satu ekor ternak sapi. Setidaknya butuh dua hingga tiga ikat HMT untuk mencukupi kebutuhan pakan tiap ekor sapi per hari.

Advertisement

Tetapi ia mensiasati dengan mencarikan makanan jenis lain, seperti rerumputan kering yang masih tersisa, sehingga HMT yang ia beli sebagai makanan istimewa di sela-sela pemberian makanan kering bagi ternaknya.

“Biasanya penjualnya bukan dari area sini, namun dari luar. Kalau sempat saya usaha carikan rerumputan hijau. Karena kalau beli terus ora cukup [tidak cukup],” ujar pemilik ternak sapi yang dititipkan di kandang komunal ini.

Hal yang sama juga disampaikan Samsul warga Huntap Dongkelsari, Desa Wukirsari. Menipisnya ketersediaan pakan ternak membuat pemilik ternak harus membeli. Menurutnya untuk mendukung kesehatan dan tercukupnya kebutuhan pakan, sejumlah warga juga ada yang membeli makanan instant bagi ternak sapi.

Advertisement

“Iya masih ada memang yang hijau-hijau di beberapa lahan. Tapi kalau pemilik lahannya juga punya ternak ya jelas dipakai sendiri dan kalau mau ambil tidak enak. Tidak seperti saat musim hujan, di lahan-lahan bebas di pematang masih ada hijauan,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif