Jogja
Jumat, 19 September 2014 - 12:20 WIB

Truk Overland Melintas, Ratusan Warga Pakem Blokir Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pohon pisang berada di tengah Jalan Kaliurang Kilometer 20, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (18/9). (JIBI/ Harian Jogja/Warga Desa Hargobinangun.Anggara Daniawan)

Harianjogja.com, SLEMAN – Ratusan warga Desa Hargobinangun Pakem, Sleman memblokir Jalan Kaliurang Kilometer 20 dengan menanam pohon pisang tepatnya di Dusun Sawungan, Kamis (18/9/2014) dinihari. Pemblokiran itu dilakukan karena banyaknya truk pasir bermuatan overload yang memaksa melewati kawasan tersebut.

Tidak kurang dari 200 warga Hargobinangun dan sekitarnya turun ke jalan dimulai sejak pukul 22.00 Rabu (17/9/2014) hingga Kamis (18/9/2014) sekitar pukul 04.00 WIB. Sedikitnya 10 pohon pisang ditanam di seputaran jalan yang rusak area tersebut. Protes itu dilakukan karena warga kesal terhadap pemerintah dan pihak terkait karena banyaknya truk melintas sehingga jalan menjadi rusak parah.

Advertisement

“Tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB sampai pagi. Perkiraan ada sekitar 200 warga yang keluar,” terang Kapolsek Pakem, Kompol Sudaryanto, Kamis (18/9/2014).

Ia menambahkan sejumlah personel pun disiagakan di lokasi tersebut untuk mengantisipasi adanya konflik. Mengingat warga juga meminta truk yang naik saat malam hari diminta untuk segera turun. Setelah berkoordinasi dengan kecamatan, pada keesokan hari pihaknya kemudian melakukan pembersihan pohon pisang di tengah jalan agar tidak menganggu lalulintas.

Advertisement

Ia menambahkan sejumlah personel pun disiagakan di lokasi tersebut untuk mengantisipasi adanya konflik. Mengingat warga juga meminta truk yang naik saat malam hari diminta untuk segera turun. Setelah berkoordinasi dengan kecamatan, pada keesokan hari pihaknya kemudian melakukan pembersihan pohon pisang di tengah jalan agar tidak menganggu lalulintas.

“Sekitar pukul 04.00 WIB, warga yang berkumpul di pinggir-pinggir jalan mulai berkurang,” imbuhnya.

Seorang warga, Anggara Dani menjelaskan aksi protes itu merupakan puncak kekesalan warga. Pasalnya dalam beberapa bulan terakhir jumlah truk yang nekat melewati Jalan Kaliurang terus bertambah. Dalam sehari setidaknya mencapai ratusan dan tidak mengenal waktu. Para sopir truk yang kebanyakan dari luar Jogja itu juga nekat naik saat malam hari.

Advertisement

“Mereka tidak saja dari penambangan di sisi barat tapi juga sebelah timur melewati sini,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah dapat dengan tegas melakukan moratorium atau pemberhentian sementara kegiatan penambangan.

“Ini jalur wisata sekaligus jalur evakuasi tapi dirusak seperti ini. Ketika kami mengadu pihak terkait pasti saling lempar. Ini tugas Dishub, ini tugas kepolisian, pemkab lah sehingga kami binggung kemana harus protes. Karena itu kami menanam pohon pisang agar pengendara tidak jatuh saat melewati jalan rusak,” ungkap Angga, sapaan akrab.

Advertisement

Terpisah Koordinator Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub DIY, Sigit Saryanto menyatakan jalan tersebut merupakan kewenangan propinsi. Ia mengakui memang kerap mendapatkan surat dari warga terkait protes jalan tersebut tetapi belum sempat menindaklanjuti karena keterbatasan SDM. Akantetapi dalam waktu dekat ini pihaknya bekerja sama dengan kepolisian akan melakukan razia bagi truk-truk bermuatan material yang nekat mengangkut secara berlebihan.

“Nanti kami akan membawa timbangan portabel di jalan paling hulu. Kalau muatannya melebih standar 25% toleransi kami minta untuk kembali mengurangi muatannya,” ungkapnya.

Terpisah Bupati Sleman, Sri Purnomo berjanji akan melakukan pembahasan secara internal untuk menentukan kebijakan lebih lanjut terkait penambangan di sekitar area tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif