News
Jumat, 19 September 2014 - 13:04 WIB

REFERENDUM SKOTLANDIA : Hasil Akhir: Skotlandia Tetap Bersama Inggris!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Skotlandia dan Inggris (Istimewa/The Guardian)

Solopos.com, EDINBURG — Rakyat Skotlandia akhirnya memutuskan tetap bergabung dengan Kerajaan Inggris Raya. Hasil penghitungan lebih dari 90%suara yang mengikuti Referendum Skotlandia menunjukkan 55% warga negara bagian di Britania utara itu menolak memisahkan diri.

Hasil ini mengakhiri polemik panjang tentang masa depan Inggris dan Skotlandia yang telah bergabung sejak 307 tahun lalu. Keutuhan Kerajaan Inggris Raya sempat di ujung tanduk oleh isu kemerdekaan Skotlandia dan berdampak pada situasi ekonomi global.

Advertisement

Setelah penghitungan hingga Kamis (18/9/2014) malam waktu setempat atau Jumat (19/9/2014) siang WIB, hasil Referendum Skotlandia menunjukkan hanya 45% warga yang menghendaki pemisahan atau kemerdekaan. Kepastian ini diperoleh setelah 29 dari 32 daerah pemilihan telah mengumumkan hasil penghitungan suara. Jumlah suara dari tiga daerah pemilihan lainnya sudah tak lagi memengaruhi hasil akhir referendum. Baca: Kubu Pro Inggris Unggul Sementara.

Nilai mata uang poundsterling langsung melonjak begitu kepastian ini diumumkan. Kampanye Better Together yang didukung oleh Pemerintah Inggris terbukti mampu unggul lebih jauh daripada prediksi dan polling. Bahkan lembaga survei Yougov sepekan sebelum referendum hanya memprediksi keunggulan kubu pro Inggris hanya 2%. Baca: Exit Poll: Pro Inggris Menang 54%.

“Saya sangat kecewa seperti ribuan orang lainnya di seluruh negeri ini yang memberikan seluruh jiwa raga untuk kampanye ini [kemerdekaan Skotlandia]. Negara kami tidak akan pernah sejalan setelah kampanye ini,” kata Nicola Sturgeon, seorang deputi menteri di pemerintah transisi Skotlandia kepada BBC yang dikutip Bloomberg.com, Jumat WIB.

Advertisement

Hasil referendum mengakhiri kekhawatiran selama dua tahun terakhir. Jika Skotlandia merdeka, akan muncul masalah-masalah baru seperti pembagian sumber-sumber ekonomi termasuk migas di Laut Utara, ketidakstabilan ekonomi, dan semangat separatisme di seluruh dunia. Karena itu banyak yang bersyukur Skotlandia tidak jadi memisahkan diri.

Sebaliknya, pemimpin Partai Nasional Skotlandia, Alex Salmond, yang memimpin kampanye kemerdekaan Inggris dan pemerintah semi otonom di Edinburg, kini berada dalam tekanan. Pasalnya, PM Inggris, David Cameron, yang berasal dari Partai Konservatif Inggris, menjanjikan akan memberikan otonomi lebih luas kepada kelompok liberal dan Partai Buruh yang mendukung kampanye “no victory” atau pro Inggris.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif