News
Jumat, 19 September 2014 - 07:30 WIB

REFERENDUM SKOTLANDIA : Exit Poll: 54% Warga Skotlandia Menolak Berpisah dari Inggris

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Skotlandia dan Inggris (Istimewa/The Guardian)

Solopos.com, LONDON — Referendum Skotlandia mulai menampakkan hasil setelah kubu “No” (pro Inggris atau menolak pemisahan Skotlandia) diperkirakan akan unggul dalam perolehan suara.

Hingga saat ini, penghitungan suara masih berlangsung dan masa depan Skotlandia-Inggris akan ditentukan dalam beberapa jam mendatang. Namun lembaga survei Yougov Plc memprediksi 54% pemilik hak suara memilih “No” atau tetap bergabung dengan Inggris Raya. Sedangkan kubu pro pemisahan atau kemerdekaan Skotlandia diperkirakan hanya mendapat 46%.

Advertisement

Hal itu berdasarkan exit poll terhadap 1.828 pemilih setelah mereka memberikan suara. Saat ini, 32 wilayah di Inggris masih menghitung kertas suara setelah pencoblosan yang digelar serentak para Kamis (18/9/2014). Pemungutan suara digelar di berbagai tempat mulai sekolah, hall gereja, perpustakaan dan tempat-tempat berkumpulnya warga di seluruh Skotlandia.

Hasil penghitungan suara akan diumumkan dari Jumat (19/9/2014) pukul 02.00 hingga 06.00 East Time atau Jumat siang WIB. Meskipun hasil resmi belum diumumkan, hasil polling Yougov telah mendongkrak nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS.

Referendum Skotlandia merupakan puncak dari perdebatan selama dua tahun tentang kelangsungan wacana kemerdekaan wilayah di utara Britania itu. Perdebatan menyangkut dampak ekonomi, nilai mata uang, dan posisi di dunia internasional pascakemerdekaan.

Advertisement

Tercatat 97% dari 4,3 juta warga Skotlandia ikut dalam referendum ini, padahal tingkat partisipasi diperkirakan hanya mencapai 80%. “Ini [jumlah] sangat besar,” kata Douglas Alexander, warga Skotlandia yang menjadi anggota Partai Buruh Inggris, kepada BBC seperti dikutip Bloomberg.

“Pemungutan suara ini akan menjadi bersejarah, pengadilan bersejarah terhadap pertanyaan bersejarah. Sulit menyebut dengan kata-kata untuk mengungkapkan pentingnya hal ini, bukan hanya soal kampanye [pemisahan atau pro Inggris], tapi juga konsekuensi dari keputusan ini,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif