Jogja
Kamis, 18 September 2014 - 16:40 WIB

TAMBAK UDANG : Usaha Tambak Udang Bantul Diduga Ada Backing

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Papan penolakan pembangunan tambak udang (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL—Bisnis tambak udang di pesisir pantai selatan ditengarai di-backing orang berduit. Sebagian petani lahan pesisir kini menyerahkan lahan mereka untuk dijadikan tambak.

Seorang petani di area Pantai Parangkusumo di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Sarjiman, mengungkapkan lebih dari 10 kolam tambak yang kini berdiri di wilayahnya semula merupakan bekas lahan pertanian warga.

Advertisement

Para petani yang tergabung dalam Kelompok Pasir Subur merelakan lahan mereka dijadikan tambak karena satu per satu anggota didatangi orang tertentu. Orang itu dicurigai mengorganisir para petani untuk menyerahkan lahan ke petambak udang.

“Yang saya tahu itu, teman-teman petani didatangi satu per satu ke rumah. Ditawari untuk lahannya digunakan tambak, lalu disuruh tanda tangan,” ungkap Sarjiman di Parangkusumo Selasa (16/9/2014).

Namun, dia mengaku tidak mengenal siapa orang tersebut. Yang dia tahu, rekan-rekannya sesama petani kini menyerahkan lahan mereka yang diubah menjadi tambak meski alih fungsi lahan pertanian itu dilakukan tanpa ada konsultasi dengan organisasi kelompok tani.

Advertisement

Beralih fungsinya lahan pertanian menjadi tambak membuat jumlah petani yang aktif di kelompok tani terus berkurang. Di Kelompok Pasir Subur misalnya, yang aktif sekarang hanya sekitar 25 orang.

Selain itu, dari sisi pertanian, Sarjiman mengaku telah merasakan dampak buruk akibat adanya tambak udang. Produktivitas lahan pertaniannya kini menurun drastis di banding musim kemarau tahun lalu sebelum ada tambak.

“Kalau enggak disiram terus, kering kena uap air asin dari kincir itu. Jelas merusak, petani yang dirugikan,” ungkapnya.

Advertisement

Kepala Desa Parangtritis Topo membantah bisnis tambak udang dikoordinir dan di back up orang berduit. Pengelola dan pemilik tambak itu adalah kelompok warga setempat dan menuduh petani yang mengklaim lahannya rusak akibat tambak hanya asal bicara.

“Saya hapal kondisi wilayah saya,” ujarnya, Rabu (17/9/2014).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif