News
Kamis, 18 September 2014 - 17:05 WIB

REFERENDUM SKOTLANDIA : Jika Tetap Bergabung Inggris, Nasib Skotlandia Seperti Quebec di Kanada

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Skotlandia dan Inggris (Istimewa/The Guardian)

Solopos.com, SOLO — Rakyat Skotlandia menentukan masa depannya hari ini. Tetap sebagai bagian dari Inggris Raya atau berpisah sebagai negara merdeka seperti berabad-abad lalu sebelum Inggris menyerbu Skotlandia.

Referendum Skotlandia itu tidak hanya menentukan masa depan wilayah di utara Britania itu, tapi juga bagi Kerajaan Inggris Raya. Kerajaan besar itu berpotensi akan bercerai-berai jika Skotlandia benar-benar memisahkan diri.

Advertisement

CNN mencatat referendum semacam ini bukan kali pertama terjadi di dunia dan Skotlandia bukan satu-satunya bangsa yang pernah menggelar hal serupa. Di luar Skotlandia, ada beberapa wilayah yang ingin memisahkan diri dari induknya, seperti Quebec di Kanada, Catalonia di Spanyol, Flanders di Belgia, dan Tibet di China.

Kampanye kemerdekaan Skotlandia mengingatkan referendum terakhir di Quebec, negara bagian Kanada yang sebagian besar penduduknya keturunan Prancis. Sedangkan Kanada merupakan salah satu negara anggota Commonwealth atau Persemakmuran Inggris.

Pada 1995, Quebec menggelar referendum kedua (referendum pertama digelar 15 tahun sebelumnya). Pada referendum pertama (1980), mayoritas warga Quebec menolak memisahkan diri dengan kemenangan 58,2% atas pro pemisahan dari Kanada yang didukung 41,8%.

Advertisement

Pada referendum kedua, selisih suara itu menjadi sangat tipis. Kelompok separatis atau pro kemerdekaan, Parti Quebecois, kalah dengan suara 49,4% dan pro Kanada hanya 50,6%. Para pemilih di lebih dari 93% provinsi di Quebec saat itu memberikan suaranya. Para tokoh separatis mendengungkan slogan “Sampai nanti” dengan maksud ada harapan untuk meraih dukungan lebih besar di tahun-tahun selanjutnya.

Setelah 1995, dukungan terhadap pendukung pemisahan diri Quebec, yakni Parti Quebecois dan the national Bloc Quebecois, justru menyusut. Meski demikian, Quebecer masih eksis meski bukan di luar partai politik. Semangat menghidupkan kembali budaya Prancis khas Quebec makin menonjol dengan festival, bendera merah putih biru dikibarkan, dan bahasa Prancis digunakan secara luas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif