Entertainment
Kamis, 18 September 2014 - 02:30 WIB

PERGELARAN WAYANG : Wayang ASEAN dan Tiongkok Tampil di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan delegasi dari Thailand yang membawakan cerita wayang Farmer Love saat digelar ASEAN-China Collaboration on Traditional Performing Art of Puppet Performance 2014 di TBS Solo, Selasa (16/9/2014) malam. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kesenian wayang dimiliki hampir semua wilayah di Asia Tenggara dan Tiongkok. Dengan latar budaya yang berbeda, wajah wayang di negara Asia pun tampil tak seragam. Demi membangun apresiasi wayang masyarakat Soloraya, pertunjukan wayang dari sembilan negara Asia dipentaskan di Pendapa Taman Budaya Surakarta (TBS) Solo, Selasa-Rabu (16-17/9) malam.

Pergelaran bertajuk ASEAN-China Collaboration on Traditional Performing Arts of Puppet Performance 2014 itu menampilkan keunikan wayang tradisional khas Thailand, Filipina, Tiongkok, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Singapura, Brunei Darusalam, dan Indonesia. Pertunjukan maraton itu dibagi menjadi delapan sesi itu.

Advertisement

Pada jeda penampilan wayang dari dua negara akan ditampilkan wayang kolaborasi dari seniman lokal Kota Bengawan. Tim kolaborasi yang terdiri atas Mugiyono Kasido, Sri Waluyo, Bagong Pujiyono, dan Dedek Wahyudi akan menjadi benang merah pertunjukan dari dua negara yang tampil di tiap sesi.

Panitia Penyelenggara ASEAN-China Collaboration on Traditional Performing Arts of Puppet Performance 2014, Hubertus Sadirin, mengemukakan setiap penampil dalam pentas tradisional ini akan membawakan wayang bertema Pendidikan Karakter dengan durasi maksimal 25 menit. “Pembentukan karakter menjadi komitmen penting yang diangkat dalam komunitas ASEAN. Wayang diharapkan bisa menjadi media pembentuk karakter itu,” kata Sadirin, saat menggelar jumpa pers di ruang budaya setempat, Senin (15/9/2014) siang.

Sadirin mengungkapkan selain menggelar beragam pertunjukan wayang dari komunitas ASEAN, pihaknya juga memfasilitasi tukar pengalaman bagi pelaku wayang dari sembilan negara di sela acara. “Selain tujuan utamanya untuk pelestarian warisan budaya wayang, ajang ini juga menjadi ruang bertukan pengalaman. Ini menjadi sesuatu yang penting untuk menyongsong komunitas ASEAN,” jelasnya.

Advertisement

Sekjen Asosiasi Wayang ASEAN, Suparmin Sunjoyo, menambahkan saat ini berbagai negara di ASEAN menghadapi kendala utama eksistensi lantaran makin beragamnya pilihan hiburan. Lewat acara pementasan subregional seperti ini, lanjutnya, permasalahan dan kendala wayang di setiap negara ASEAN bisa dideteksi dan dipecahkan bersama-sama.

“Persoalan wayang yang utama sama-sama terancam dengan hiburan lain. Namun karakteristiknya berbeda. Indonesia masalahnya ada di penonton, pendukungnya [sekolah, sanggar, institusi pedalangan] banyak. Kalau di Malaysia pertunjukan wayang oleh sebagian orang masih dianggap syirik. Vietnam mungkin paling beruntung karena sangat didukung pemerintah,” bebernya.

Acara ASEAN-China Collaboration on Traditional Performing Arts of Puppet Performance 2014 dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Maridjan, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin malam.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif