Soloraya
Kamis, 18 September 2014 - 08:15 WIB

KEKERINGAN KLATEN : Atasi Dampak Kekeringan, Mata Air Bebeng Digali

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mengecek salah satu lokasi sumber air di Desa Bumiharjo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Rabu (17/9/2014). (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten bersama warga menggali kembali sumber mata air Bebeng di lereng Merapi yang terkubur material erupsi 2010 lalu.

Penggalian dengan doa bersama sesuai tradisi masyarakat sekitar dilakukan Rabu (17/9/2014) malam di Lapangan Glagahsari yang terletak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Merapi.

Advertisement

Penggalian melibatkan pemerintahan Desa Sidorejo, Panggang, Balerante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten dan warga Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.

“Penggalian menggunakan alat berat untuk menyingkirkan material sisa erupsi Merapi 2010. Tujuannya agar debit air sebesar 40 liter per detik bisa kembali pulih dan bisa dimanfaatkan warga yang saat ini mengalami kekeringan di lereng Merapi,” kata Kepala BPBD Klaten, Sri Winoto, di sela-sela meninjau salah satu sumber air di wilayah Kemalang, Rabu.

Selain penggalian, pihaknya juga memperbaiki pipa saluran air di sumber air di Bebeng bersama para sukarelawan pada Kamis (18/9/2014) ini.

Advertisement

Program lain BPBD untuk mengatasi darurat kekeringan yakni bantuan perbaikan pipa saluran air dan bak air di Desa Bumiharjo. Juga memaksimalkan penggunaan sumber air alami di wilayah lereng Merapi untuk wilayah Tegalmuyo dan membantu upaya perbaikan sumur dalam di Tangkil, Kemalang. (Baca: Bupati Tetapkan Status)

ana yang digunakan dalam program antisipasi dadurat kekeringan tersebut berasal dari dana siap pakai penanganan bencana. Dari dana sebesar Rp1 miliar dalam satu tahun anggaran, kini masih tersisa Rp550 juta.

Di sisi lain, Kepala Desa Bumiharjo, Agus Marwan Sugondo, mengatakan di wilayahnya ada 11 dusun yang dihuni 703 keluarga dengan 2.023 jiwa yang kekurangan air bersih.

Advertisement

“Di desa kami hanya ada satu sumber air yang hanya bisa dimanfaatkan 53 keluarga sehingga masih banyak yang kekurangan air bersih. Di wilayah kami juga belum ada jaringan PDAM. Jadi, banyak warga yang membeli air dari swasta,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif