News
Rabu, 17 September 2014 - 18:30 WIB

Sepi Penumpang, KA Kalijaga Terancam Berhenti Beroperasi Sejak Oktober 2014

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Operasional Kereta Api (KA) Kalijaga terancam dihentikan apabila tidak mendapat public service obligasi (PSO). Hal ini karena load factor KA tersebut tidak lebih dari 15% sejak kali pertama dijalankan pada 15 Februari 2014.

Saat Solopos.com mencoba melakukan pemesanan tiket KA Kalijaga untuk perjalanan 1 Oktober 2014, sistem menampilkan jadwal kereta api tidak tersedia sehingga tidak bisa melakukan pembelian. Wakil Kepala Stasiun Purwosari, Suharyanto, menyampaikan pihaknya saat ini sedang melakukan evaluasi dan pengajuan PSO ke pemerintah pusat.

Advertisement

Menurut dia, selama ini, load factor KA Kalijaga sangat rendah. Pada bulan ini tercatat, tiket yang terjual tidak lebih dari 15%, bahkan hanya sekitar 10%. Suharyanto pun mengaku PT Kereta Api Indonesia (KAI) keberatan jika operasional tersebut diteruskan. Oleh karena itu, pihaknya sengaja belum menjual tiket perjalanan mulai Oktober karena masih menunggu kepastian PSO.

“Kami masih melayani perjalanan KA Kalijaga hingga akhir September. Kami masih menunggu kepastian PSO dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, penjualan tiket KA Kalijaga per Oktober belum bisa kami running [layani],” ungkap Suharyanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (17/9/2014).

Menurut dia, apabila PSO tidak disetujui, ada kemungkinan KA Kalijaga berhenti beroperasi. Hal ini karena PT KAI mengalami kerugian dalam pengoperasian jalur tersebut. Suharyanto mengatakan potensi penumpang Solo-Semarang sangat potensial. Hal ini karena aktivitas harian masyarakat dari Solo ke Semarang dan sebaliknya cukup tinggi. Namun minat masyarakat sangat minim.

Advertisement

Sementara itu, Humas PT KAI Daerah Operasional VI/Yogyakarta, Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan KA Kalijaga sudah memiliki pasar, yakni para penglaju dari Solo ke Semarang maupun sebaliknya. KA tersebut juga sudah mulai dikenal masyarakat karena pada Lebaran lalu, load factor mencapai 95%.

Namun diakuinya, secara keseluruhan load factor masih rendah karena tidak ada KA yang dioperasikan dari Semarang ke Solo pada sore hari. Bambang menyampaikan Daops VI tidak bisa berbuat banyak terkait kendala tersebut karena rangkaian KA Kalijaga hanya memanfaatkan kereta idle dari KA Bengawan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Daops IV/Semarang terkait pengoperasian KA untuk perjalanan sore dari Semarang ke Solo. Tapi sampai saat ini belum ada kereta yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi rute tersebut,” terangnya.

Advertisement

Bambang menyampaikan masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat terkait pemberian PSO untuk menentukan nasib pengoperasian KA tersebut. Meski reservasi online tidak bisa dilakukan, dia mengatakan saat ini penjualan tiket go show masih tetap dilayani.

Menurut Bambang, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, masih menghendaki pengoperasian KA Kalijaga. Hal ini karena pengoperasian KA tersebut merupakan bagian dari program reaktivasi rel jalur kuno yang merupakan kebanggaan Jateng dan DIY. Apabila hal tersebut efektif berjalan maka jalur KA bisa mengeliling kedua provinsi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif