News
Rabu, 17 September 2014 - 11:30 WIB

PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS : Kapolri Pastikan 4 WNA akan Gabung Jaringan Teroris Santoso

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenderal Pol Sutarman (JIBI/Solopos)/Antara/M. Agung Rajasa)

Solopos.com, JAKARTA – Kepolisian Negara Republik Indonesia memastikan empat warga negara asing (WNA) yang ditangkap di Poso pada Sabtu (13/9/2014) lalu akan bergabung dengan jaringan teroris pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Kapolri Jendral Sutarman mengatakan saat ini penyidikan terhadap keempat terduga teroris masih berlangsung.

Advertisement

“Sedang dalam proses. Yang jelas mereka akan bergabung dengan kelompok Santoso di Poso,” katanya, Rabu (17/9/2014).

Dia menjelaskan keempat WNA tersebut menggunakan Bahasa Suku Uighur, namun mengerti bahasa Turki sekitar 40%. Kendati demikian, Polri masih mendalami keaslian paspor Warga Negara Turki yang ditemukan dari tersangka.

Dikutip dari Wikipedia, Suku Uighur ialah salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok, dengan pusat domisili di daerah Otonomi Xinjiang.

Advertisement

Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah, menuturkan bahasa Uighur, dan memeluk Islam.

Lebih lanjut Sutarman mengatakan masuknya keempat teroris asing itu telah terdeteksi sejak menginjakkan kaki di Bandung.

“Begitu masuk Indonesia, termonitor oleh kami. Dari situ kami ikuti yang ternyata ke Makassar, Palu, dan kami lakukan razia di perbatasan menuju Poso,” paparnya.

Advertisement

Seperti yang diketahui, pada Sabtu dini hari, Tim Densus 88 membuntuti sebuah mobil yang berisi tujuh orang, yakni tiga WNI dan empat WNA, terduga teroris menuju Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Ketujuhnya ditangkap untuk kemudian dikumpulkan keterangan terkait dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Salah satu WNI yang ikut ditangkap bersamaan dengan empat WNA tersebut yakni Saiful Priatna terlibat menyembunyikan DPO teroris atas nama Mukhtar alias Romi yang merupakan jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.

Sehari-hari, Saiful diketahui berprofesi sebagai guru honorer di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif