News
Rabu, 17 September 2014 - 05:40 WIB

PEMBUNUHAN WARTAWAN : Aktivis Gelar Aksi Bisu, Tutup Mulut dengan Lakban Hitam

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - aktifis dan wartawan menggelar aksi tutup mulut dengan lakban di depan Mapolda DIY, Selasa (16/9/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Belasan aktivis kembali menggelar aksi mendukung penuntasan kasus pembunuhan wartawan Bernas Fuad Muhammad Safruddin.

Aksi yang bertajuk deklarasi aksi diam tanggal 16 itu digelar di ring road utara tepatnya depan Mapolda DIY, Selasa (16/9/2014) sore.

Advertisement

Peserta aksi terdiri dari Koalisi Masyarakat Untuk Udin (Kamu) dan Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) yang beberapa diantaranya berprofesi sebagai wartawan.

Aksi kali ini tergolong beda, selain memajang spanduk dan poster, para aktifis juga menutup mulutnya dengan lakban berwarna hitam. Setelah membisu sekitar satu jam, aksi itu kemudian ditutup dengan pemukulan kentongan bambu sebanyak 18 kali.

Pemukulan kentongan diartikan bahwa 18 tahun kasus kematian Udin tanpa ada kepastian hukum dari kepolisian. Kentongan dibunyikan tepat pukul 16.58 WIB sesuai waktu meninggalnya Udin.

Advertisement

Koordinator aksi, Tri Wahyu menjelaskan, pihaknya sengaja melakukan aksi pada 16 September. Tujuannya untuk mengingatkan kepada publik bahwa pada 18 tahun silam tepatnya tanggal 16 wartawan Udin meninggal karena menjadi korban pembunuhan.

Sementara aksi diam mengisyaratkan bahwa sudah cukup kata-kata dari masyarakat, saatnya Polri mau dan serius bekerja segera menuntaskan kasus Udin.

“Aksi tidak saja hari ini. Tapi rencananya kami akan melakukannya secara rutin setiap tanggal 16,” ungkapnya, Selasa (16/9) kemarin.

Advertisement

Pihaknya berencana mengajukan petisi ke Presiden terpilih Joko Widodo. Menurut dia belum lama ini pihaknya telah bertemu dengan tim transisi Jokowi – JK untuk menyampaikan perihal kasus tersebut. “Mungkin sebagai jalan terakhir, kasus ini akan kami bawa ke Mahkamah Internasional,” imbuhnya.

Ketua Jogja Police Watch, Asril Sutan Marajo yang turut dalam aksi menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja Polda DIY. Pria yang tergabung dalam tim pencari fakta pengungkapan kasus Udin ini mengatakan bahwa segala dialog yang pernah digelar bersama sejumlah Kapolda sebelumnya dinilai sia-sia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif