Entertainment
Selasa, 16 September 2014 - 03:30 WIB

SINDEN IDOL 2014 : 36 Sinden Bersaing Jadi Idola di Wisma Perdamaian

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo memainkan alat musik gamelan seusai membuka Sinden Idol dan Fastival Karawitan di Gedung Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Senin (15/9/2014). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Kodam IV/Diponegoro, Senin (15/9/2014), menggelar Sinden Idol dan Festival Karawitan 2014 di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Wisma Perdamaian, kawasan Tugu Muda, Kota Semarang. Sebanyak 36 sinden dan kelompok karawitan mengikuti acara dalam rangka HUT ke-65 TNI dan HUT ke-69 Kodam IV/Diponegoro tersebut.

Akibat pergelaran itu Wisma Perdamaian, Senin, tampak ramai. Ratusan orang, berpakaian adat jawa, yang perempuan mengenakan kebaya, lengkap dengan sanggulnya, dan yang lelaki memakai beskap serta blangkon. Mereka berbaur dengan prajurit TNI Kodam IV/Diponegoro memakai seragam dinas militer, memadati kursi-kursi yang berada di dalam ruang gedung Wisma Perdamaian.

Advertisement

Di panggung yang berada di tengah ruangan ditata  seperangkat alat gamelan, komplet ada kenong, demung, gender, saron dan lainnya. Selang beberapa saat kemudian, naik ke panggung puluhan orang anak-anak dan dewasa lelaki dan perempuan berbusana jawa. Para lelaki mengambil duduk di depan peralatan gamelan, sedang dua perempuan bersimpuh di depan.

Musik gamelan pun kemudian mengalun syahdu, ditingkah dengan suara sinden merdu dari dua orang perempuan yang menembangkan lagu ladrang. Ke-36 sinden dan kelompok karawitan peserta acara itu merupakan perwakilan dari 36 Komando Distrik Militer (Kodim) di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah lolos seleksi.

Setiap sinden dan kelompok dapat memilih dua geding yang disediakan panitia, yakni ladrang subasiti laras slendro pathet sanga garap kendang kalih irama wiled kalajengaken, ketawang sinom wenikenya kalajengaken gendhing pilihan, lelagon dara muluk laras slendro pathet sanga miring, atau lelagon ora ngira laras slendra pathet sanga. Ada pula ladrang maskentar laras pelog pathet nem garap kendang kalih irama wiled kalajengaken ketawang suba kastawa, laras pelog pathet nem, kalajengaken gendhing pilihan lelagon gudheg Jogja laras pelog pathet nem atau Lelagon Ngundha Layangan laras pelog pathet nem.

Advertisement

Berangkar dari Keprihatinan
Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI. Sunindyo menyatakan tujuan menggelar Sinden Idol dan Festival Karawitan karena merasa prihatin dengan kondisi kesenian Jawa tersebut. Pasalanya, ujar dia, masyarakat, terutama generasi muda  mulai meninggalkan kesenian karawitan yang merupakan kebudayaan bangsa yang sarat nilai-nilai luhur.

“Masyarakat, utamanya generasi muda lebih memilih budaya global yang praktis. Sinden, tembang jawa, dan karawitan semakin ditinggalkan,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Pangdam, Kodam IV/Diponegoro terpanggil menjaga eksistensi sinden dan kesenian karawitan. Mencari bibit dari generasi muda dalam rangka melestarikan kebudayaan, khususnya musik karawitan Jawa.

Advertisement

“Kalau tidak dijaga nanti sinden dan karawitan bisa diklaim oleh bangsa lain,” tandasnya.

Salah seorang peserta sinden, Eni Kusrini, 20, mengatakan menyambut baik dan mendukung Kodam IV/Diponegoro melestarikan budaya bangsa yang hampir punah. “Acara ini [Sinden Idol dan Festival Karawitan] sangat penting untuk menguri-uri dan melestarikan budaya bangsa sendiri,” ujar peserta yang mewakili Kodim Batang ini.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif