Jogja
Senin, 15 September 2014 - 08:40 WIB

Rawan Gempa dan Tsunami, Warga Bugel Gelar Pelatihan Penanggulangan Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan berperan sebagai korban bencana alam saat digelar simulasi bencana dalam rangka pengukuhan Kampung Siaga Bencana (KSB) Bugel, Minggu (14/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/ Holy Kartika N.S.)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Hampir di seluruh wilayah DIY memiliki potensi bencana alam. Menghadapi kemungkinan bencana yang dapat saja terjadi, langkah terpenting adalah memberikan pembekalan kesiapsiagaan secara mandiri bagi masyarakat yang berada di titik rawan bencana.

“Salah satu upaya yang dilakukan, yakni melalui pengukuhan Kampung Siaga Bencana (KSB). Masyarakat diberikan pembekalan tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,” ujar Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi saat digelar Simulasi Bencana Alam di Balai Desa Bugel, Minggu (14/9/2014).

Advertisement

Untung mengatakan, program KSB dilakukan di seluruh kampung rawan bencana. Desa Bugel termasuk dalam peta titik rawan bencana di Kulonprogo. Potensi bencana yang dapat terjadi adalah bencana gempa bumi dan tsunami.

“Maka dari itu, kesiapsiagaan masyarakat perlu untuk didorong. Dalam pensiagaan bencana perlunya dibentuk KSB. Selain penyiapan sumber daya manusia atau relawan, kesiapan logistik juga penting dilakukan,” jelas Untung.

Selain itu, lanjut Untung, kampung siaga juga harus dilengkapi dengan Gardu Logistik yang ditempatkan di balai desa serta Gardu Siaga yang ditempatkan di dekat pantai. Menurut dia, kesiapan tersebut sudah sangat tepat untuk dilakukan agar masyarakat dapat siap menghadapi bencana yang bisa saja terjadi kapan saja. Lebih lanjut Untung mengungkapkan, saat ini di DIY baru dikukuhkan sepuluh KSB.

Advertisement

“Masih ada dua lagi yang akan dikukuhkan, yakni di Sleman. Sementara untuk Kulonprogo, KSB Bugel adalah yang ketiga, dua sebelumnya di Kalibawang. Ke depan perlu adanya kesiapsiagaan secara mandiri dari masyarakat. Paling tidak ada satu KSB di setiap desa,” tandas Untung.

Pada acara simulasi kesiagaan bencana di desa tersebut, ratusan warga turut serta dalam kegiatan tersebut. Ketua KSB Bugel Sukarman mengungkapkan, setiap pedukuhan mengirimkan 15 warga untuk mengikuti sosialisasi siaga bencana. Selain itu, ada 75 orang yang telah dibina menjadi relawan siaga bencana.

“Para relawan tersebut dilatih untuk banyak hal. Seperti pelatihan pasang tenda, memasak, memberi pertolongan kepada korban luka dan meninggal dunia, dan lain-lain,” jelas Sukarman.

Advertisement

Lebih lanjut Sukarman memaparkan, setidaknya ada empat divisi yang terbentuk dalam pengukuhan relawan KSB. Keempat divisi tersebut, yakni shelter yang bertugas terkait logistik tenda, dapur umum, Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), serta divisi transportasi dan komunikasi.

“Kami harap ini dapat terus berlanjut. Melalui simulasi dan pemberian materi itu, warga minimal paham dengan cara-cara penanganan bencana bila nanti terjadi,” papar Sukarman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif