News
Senin, 15 September 2014 - 16:30 WIB

ISIS DI INDONESIA : WNI yang Ditangkap Bersama 4 Warga Turki Ternyata Guru Honorer

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Densus 88 Antiteror Polri (Dok. Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Polri masih mendalami motif kedatangan empat warga negara asing (WNA) asal Turki yang diduga terkait jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke Indonesia yang ditangkap di Poso, Sabtu (13/9/2014) lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol. Agus Rianto, mengatakan penyidik akan mendalami keempatnya selama 7 x 24 jam. “Kita akan terus dalami. Tujuan mereka ke sini dan keterlibatannya dengan ISIS dan jaringan Santoso,” ujarnya, Senin (15/9/2014).

Advertisement

Pasalnya, salah satu WNI yang ikut ditangkap bersamaan dengan warga Turki tersebut yakni Saiful Priatna terlibat menyembunyikan DPO teroris atas nama Mukhtar alias Romi. Nama terakhir merupakan jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.

Sehari-hari, Saiful Priatna diketahui berprofesi sebagai guru honorer di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batia. Kemudian dua WNI lainnya yakni M. Irfan dan Yudit Chandra menjadi penjemput bagi empat WNA tersebut di Makassar. “Kan sudah kita ketahui, bahwa Santoso mendeklarasikan dirinya mendukung ISIS, jadi ya kami mencari kemungkinan ke sana,” papar Agus.

Seperti yang diketahui, pada Sabtu (13/9/2014) dini hari, Polri melakukan Tim Densus 88 melakukan pembuntutan terhadap sebuah mobil yang berisi tujuh orang, yakni tiga WNI dan empat WNA, terduga teroris menuju Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Keempat WNA tersebut dibawa ke Mako Brimob Jakarta sejak kemarin untuk memudahkan proses penyidikan, terutama terkait dengan bahasa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif