Soloraya
Senin, 15 September 2014 - 21:30 WIB

INFO BELANJA : Harga Material Naik, Stok Terbatas

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bangunan (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Harga sejumlah bahan bangunan, seperti pasir dan batu bata, melonjak Rp10.000-Rp60.000 per kol sejak lebih dari satu pekan yang lalu. Beberapa pemilik usaha terpaksa tidak melayani pembelian karena stok terbatas. Namun sejumlah pelaku usaha mengaku tidak tahu menahu penyebab persediaan sejumlah bahan bangunan terbatas.

Ayu, salah seorang karyawan Usaha Dagang (UD) Handayani di Jl. Popda No. 3, Nusukan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah mengatakan toko tempat dia bekerja sempat tidak melayani pembelian pasir selama tiga. Hal itu karena stok habis dan pengiriman terlambat. Dia memberi contoh memesan pasir dari lereng Merapi pada Sabtu (6/9/2014) tetapi baru datang Rabu (10/9). Oleh karena itu harga pasir melonjak Rp40.000 per kol-Rp60.000 per kol dari Rp130.000 per kol-Rp150.000 per kol menjadi Rp190.000 per kol.

Advertisement

“Stok langka. Kami pernah enggak melayani [pembelian] pasir selama tiga hari. Kami kulak setiap hari tapi [pasir] kadang datang, kadang enggak. Itu mempengaruhi penjualan. Saya bisa berjualan satu truk isi delapan kubik per hari. Sekarang kurang dari itu,” kata Ayu saat ditemui Solopos.com, Jumat (12/9/2014).

Ayu bahkan menuturkan isi satu truk pasir bukan delapan kubik melainkan enam hingga tujuh kubik. Dia memprediksi hal itu karena pengetatan aturan pengangkutan pasir di sekitar lokasi pengerukan. Selain pasir, Ayu mengungkapkan stok batu bata terbatas karena pengiriman juga terlambat.

Oleh karena itulah harga batu bata juga naik dari Rp430.000 per 1.000 biji menjadi Rp450.000-Rp480.000 per 1.000 biji. Dia membeli batu bata dari Klaten. “Saya tidak bisa mengambil dari wilayah lain karena harga lebih mahal. Padahal stok batu bata masih sulit. Makanya harga juga naik,” ungkap dia.

Advertisement

Sementara itu, pemilik UD Putra Mandiri, Bangkit Asmoro, 47, mengaku kiriman pasir dari lereng Merapi terlambat. Biasanya pasir datang setiap 1-2 hari setelah pesan. Namun selama satu pekan terakhir, pasir datang 3-4 hari setelah pesan. Kondisi itu menyulitkan dia untuk menyetok.

“Stok pasir susah. Waktu itu katanya tambang libur. Kalau pesan ada jeda antara empat hari. Harga juga mulai naik biasanya Rp190.000 per kol menjadi Rp200.000-an per kol. Saya juga tidak bisa membeli tiga hingga empat truk per hari tetapi hanya satu hingga dua truk per hari,” tutur dia saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Dia juga tidak menampik harga batu bata ikut naik. Dia memprediksi hal itu karena permintaan batu bata melonjak tetapi stok menipis. Harga batu bata di toko miliknya naik dari Rp530.000 per 1.000 biji menjadi Rp550.000 per 1.000 biji. Dia juga hanya membeli batu bata dari Klaten karena harga terjangkau.

Advertisement

“Kesulitan stok terjadi setiap tahun. Biasanya setiap pergantian musim atau saat tambang ditutup karena kondisi tertentu. Padahal permintaan tetap ada. Kami memaksimalkan pengiriman dan meminta kesediaan konsumen menunggu,” ungkap dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif