News
Minggu, 14 September 2014 - 11:38 WIB

REFERENDUM SKOTLANDIA : Jelang Referendum, Inggris Dilanda Ketidakpastian

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera Skotlandia dan Inggris (Istimewa/The Guardian)

Solopos.com, EDINBURG — Nasib Kerajaan Inggris Raya belum bisa dipastikan hingga lima hari menjelang referendum Skotlandia. Meski hingga Sabtu (13/9/2014) lalu, tiga poling terakhir menunjukkan pendukung pro Inggris masih memimpin, namun kampanye pendukung pemisahan Skotlandia terus meningkat.

Dalam kampanye terakhir Sabtu lalu, belasan ribu pendukung kedua opsi itu turun ke jalan di ibu kota Skotlandia, Edinburg, dan kota terbesar di wilayah itu, Glasgow. Para pemimpin kedua kubu terus bergerak ke seluruh penjuru Skotlandia untuk meyakinkan warga yang belum menentukan pilihan (undecided voters).

Advertisement

Referendum ini bukan hanya menentukan masa depan Skotlandia, tapi juga nasib Kerajaan Inggris Raya (United Kingdom of Great Britain) yang terbentuk sejak 307 tahun silam. Persaingan kedua kubu makin sengit pada hari terakhir kampanye.

Sementara itu, seorang tokoh pro Inggris memperingatkan sumber-sumber ekonomi Inggris, seperti perusahaan migas BP Plc, bakal terkena dampak jika Skotlandia memisahkan diri. Mantan pemimpin Partai Nasionalis Skotlandia, Jim Sillars, memperingatkan aset BP Plc di Skotlandia bakal dinasionalisasi oleh Skotlandia jika mereka menang dalam referendum Kamis mendatang.

“Referendum ini soal kekuatan, dan ketika kami mendapatkan ‘yes’ [dukungan bagi pro kemerdekaan Skotlandia] sebagai mayoritas, kami akan menggunakan kekuatan itu dalam sehari untuk menggabungkan BP dan sejumlah bank,” kata Jim Sillars yang merupakan pesaing tokoh pro kemerdekaan atau pemisahan Skotlandia, Alex Salmond.

Advertisement

Masa depan ekonomi Skotlandia juga menjadi bahan perdebatan dalam kampanye menjelang referendum. Kelompok nasionalis Skotlandia menuduh PM Inggris, David Cameron, mengerahkan para pelaku bisnis untuk melakukan kampanye untuk menakuti warga setempat tentang nasib ekonomi Skotlandia tanpa Inggris. Selama ini, kubu pro Inggris atau unionist selalu mengatakan pemisahan Skotlandia bakal membuat ketidakpastian ekonomi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif